ilustrasi seorang anak yang sedang dimarahi ibunya. (Parenting.firstcry.com/Edited by HerStory)
Moms juga perlu mengajarkan anak agar mereka tahu apa saja yang boleh diekspresikan. Jadi, komunikasikan semuanya dengan anak ya, Moms.
“(Misalnya) kalau anak marah, terus lempar barang, kamu harus bilang, ‘Aduh kamu kalau marah enggak boleh lempar-lempar ya, nanti mainannya rusak’. Jadi, harus dikomunikasikan agar anak tahu yang mana yang boleh (dilakukan), mana yang enggak boleh (dilakukan),” jelas Cecilia.
Enggak semua keinginan anak bisa selalu terpenuhi. Jadi, Moms juga harus memberikan batasan kepada anak. Orangtua harus ingat kalau kontrol pola pengasuhan ada di tangannya.
“Enggak semua keinginan bisa dipenuhi. Artinya, orangtua harus memberikan batasan dan kontrolnya harus datang dari mereka,” kata Cecilia.
Untuk mengajarkan anak mengendalikan emosi, Moms harus terlebih dahulu bisa mengendalikan emosi sendiri, ya. Kalau emosi Moms sudah stabil, baru bisa mengajarkan anak mengendalikan emosinya.
“Sering kali orangtua misalnya lagi berantem sama pasangannya, jadi pas anaknya rewel sedikit, langsung sensitif dan ikut marah. Jadi, orangtua harus lebih dulu mengenal dan mengendalikan emosinya,” tutur Cecilia.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: