Menu

Jangan Remehkan Gangguan Kesehatan Jiwa! Yuk Kenali Jenis dan Faktor Pemicunya

24 September 2021 12:05 WIB
Jangan Remehkan Gangguan Kesehatan Jiwa! Yuk Kenali Jenis dan Faktor Pemicunya

Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengalami depresi/gangguan jiwa.(Unsplash/Edited by HerStory)

Dan yang ketiga adalah pendekatan Sosial, yakni dari lingkungan. Kata Nova, apa pun yang terkait dengan kehidupan sosial, memengaruhi seseorang dalam perjalanan penyakit jiwa secara model biopsikososial.

“Lalu dengan cara pendekatan sosial, itu adalah lingkungan. Jadi bagaimana lingkungan memperngaruhi, bagaimana integrasi seseorang terhadap lingkungan itu sendiri, kemudian bagaimana orang yang tinggal di masyarakat yang terpengaruh oleh norma atau value. Kalau sosial itu juga macem-macem, kayak faktor pekerjaan, faktor hubungan misalnya suami istri, pacar, bisa terjadi kekerasan dalam pacaran, KDRT, kemudian apakah dia punya pekerjaan, apakah dia mapan, seperti itu. Nah kalau sosial ini bisa juga kalau mau ditambahkan stressor psikososial itu juga mempengaruhi kalau dalam bunuh diri. Kalau stressor social itu apa, misalnya dipecat, atau di bully, atau ada keluarganya bunuh diri, idolanya ada yang bunuh diri, kemudian mengalami kekerasan tidak hanya bullying fisik tapi juga verbal. Pandemi ini juga jadi stressor psikososial. Jadi itu 4 faktor yang mempengaruhi, utamanya biopsikososial tapi ditambahkan stressor psikososial. Untuk aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang. Dalam hal ini saya contohkan tadi untuk kasus bunuh diri,” papar Nova.

Selain ketiga faktor utama tersebut, Nova bilang, ada faktor risiko, faktor pencetus, dan warning sign yang bisa dilacak. Selain itu, copycat atau werther effect menjadi faktor tambahan keinginan seseorang melakukan bunuh diri. Jadi seseorang melakukan bunuh diri karena terpapar orang lain. Misalnya karena sahabat atau keluarga melakukan hal itu, atau ada idolanya yang juga buniuh diri, ini meningkatkan kecenderungan seseorang itu ikut bunuh diri.

Lalu kata Nova, faktor pencetus merupakan faktor yang menjadi pemicu akhir seseorang bunuh diri. Misalnya, dia minta tolong tapi tidak ada yang merespons.

Nova juga bilang, biasanya sebelum bunuh diri, pelaku bunuh diri kadang memberikan warning sign atau tanda-tanda. Contohnya vokalis Linkin Park, Chester Bennington, yang beberapa waktu bunuh diri. Pria itu sudah memberikan warning sign-nya pada lirik dan video-video konser terakhirnya. Dalam konser-konser terakhir, Cheester Bennington pun menangis ke penonton seperti melakukan perpisahan.

Lebih lanjut, Nova mengatakan bahwa yang lebih mampu memprediksi bunuh diri adalah instrumen ketahanan jiwa. Artinya, tak harus depresi dan ada stresor sosial untuk punya ide bunuh diri.

“Instrumen saya ada empat dimensi, yaitu, pertama, burdensomeness, merasa dirinya menjadi beban. Kedua, belongingness, dia ingin menjadi bagian dari sesuatu. Hopelessness, dia merasa tak ada harapan. Dimensi terakhir, loneliness, dia merasa kesepian. Jadi, dari empat dimensi ini malah lebih kuat memprediksi sampai 5,39 kali potensi munculnya ide bunuh diri. Malah lebih ngeri lagi kalau ternyata tak terdeteksi bunuh diri, tetapi bisa terjadi,” pungkasnya.

Baca Juga: 4 Gangguan Kesehatan Mental Rentan Dialami Pekerja Kantoran, Gawat! Jangan Dianggap Remeh Ya Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: