Menu

Kisah Sukses Alamanda Shantika, Rela Angkat Kaki dari Go-Jek Demi Lahirkan Binar Academy: Sekolah Coding Gratis!

15 Oktober 2021 22:45 WIB
Kisah Sukses Alamanda Shantika, Rela Angkat Kaki dari Go-Jek Demi Lahirkan Binar Academy: Sekolah Coding Gratis!

Alamanda Shantika Santoso, Founder dan Presiden Direktur Binar Academy (Instagram/@alamandas)

Wanita lulusan Universitas Bina Nusantara ini pun mengaku bahwa ia sangat menyukai matematika dan IT karena mampu membuatnya belajar lebih dalam tentang problem solving. Ketertarikannya untuk memecahkan masalah juga terlihat dari seringnya dia melakukan bongkar-pasang mobil mainan sewaktu kecil.

“Aku suka banget sama matematika, karena papaku pas aku umur 3 tahun itu ngasi buku matematika, ngajarin berhitung, makanya aku jadi jatuh cinta sama matematika,” imbuh Ala seraya sambal tertawa.

Dan ketika sudah bisa coding, Ala pun tak segan mempraktikkan kemampuannya dengan membuat halaman blog sendiri yang berisi esai-esai, puisi-puisi, desain buatannya. Ya, selain matematika dan IT, Ala juga suka menulis dan mendesain.

Menariknya, ketika akan lulus SMP pun Ala mengaku sudah punya gambaran tentang masa depannya. Kata dia, ia berkeinginan kuliah di jurusan matematika, lalu ingin menjadi guru di SMA tempatnya menimba ilmu. Ia pun juga punya mimpi untuk mengambil S2, jadi dosen, hingga jadi guru besar. Dan itu sudah ada di pikiran Ala saat masih SMP.

Namun, apa yang dimimpikan Ala itu gak bisa berjalan mulus. Ketika akan kuliah, ayahnya terserang stroke kedua kalinya, hal ini membuat Ala harus berjuang membiayai diri sendiri dan pendidikannya. Termasuk berjualan DVD bajakan, jaket replika Adidas, dan jadi guru privat, demi memenuhi biaya hidupnya saat itu. Hingga akhirnya ia punya perusahaan sendiri pada usia 21 tahun.

“Ya, siapa sangka ya, ternyata jalan hidup orang bisa berubah. Pas aku mau kuliah papaku kena stroke yang kedua, dan akhirnya orang tuaku gak bisa menyekolahkan aku ke kuliah dan di situ aku harus struggle untuk membiayai diriku sendiri dari hidup sampai kuliah. Jadi dari situ aku melakukan berbagai macam hal untuk bisa hidup. Dari mulai jualan DVD bajakan, jualan jaket replika Adidas, sampai ngajar privat matematika, fisika, kim,a untuk anak SD, SMP, dan SMA. Dari situ aku struggle, yang akhirnya apa yang aku punya, modal yang aku punya, nol rupiah, karena aku cuma punya diri sendiri doang gitu, jadi segala kemampuan yang aku punya aku kerahkan hingga akhirnya aku punya perusahaan sendiri di umur 21 tahun,” terang Ala.

Dikatakan Ala, berkat ilmu coding yang ia pelajari dari umur 13 tahun, akhirnya ia pun membuat perusahaan yang mem-provide bikin website untuk fashion-fashion brand lokal di Indonesia saat itu.

“Itu di tahun 2011, di saat masih sedikit banget orang-orang yang bisa bikin website. Jadi hidup aku dulu itu akhirnya yang mengantarkan aku ke dunia teknologi digital, dan akhirnya dari situ barulah aku jadi entrepreneur. Tapi aku mikir, aku masih terlalu muda untuk jadi entrepreneur, dan aku bilang ke diriku, aku pengen kerja dulu deh sama orang. Jadi aku akhirnya banting setir. Aku kerja sama orang, mulai lagi dari nol, di umur aku yang sekitar 23-24 tahun. Aku menapaki karir dari bawah banget. Kerja di tempat orang dan akhirnya aku ketemu Mas Nadiem Makarim dan akhirnya membangun Go-Jek waktu itu dari nol, dari aplikasinya belum ada aku ngebangun timnya,” tutur Ala.

Baca Juga: Siapa Sih Sosok Ci Mehong? Yuk Simak Kisah Inspiratifnya Sebagai Ibu Empat Anak yang Sukses Berbinis!

Baca Juga: Lika-Liku Perjalanan Bisnis Sambal Bu Rudy: Dari Pelarian hingga Sukses yang Gak Disengaja

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: