Menu

Camkan, Beauty! Hindari Mengucapkan 6 Hal Ini pada Orang dengan Gangguan Anxiety

06 Desember 2021 13:45 WIB
Camkan, Beauty! Hindari Mengucapkan 6 Hal Ini pada Orang dengan Gangguan Anxiety

Wanita depresi (Unsplash/ Dev Asangbam)

2. 'Kamu terlalu memikirkannya'

kalimat ini tampak sedikit kurang ofensif karena hanya menyuruh seseorang untuk berhenti memikirkan kekhawatiran sama sekali. Kamu mesti tahu, orang dengan kecemasan perlu memiliki rasa kontrol.

"Jika mereka dapat memikirkan semua bagaimana-jika dan bagaimana mereka akan menghadapi semua skenario yang mungkin, mereka akan merasa lebih siap," kata Green.

Dalam hal ini, memberi tahu seseorang bahwa mereka terlalu memikirkan sesuatu mungkin hanya membuat mereka merasa gagal mengelola perasaan mereka.

Lalu, apa yang sebaiknya dikatakan?

Alih-alih memutuskan kapan orang tersebut terlalu memikirkan suatu masalah, validasikan perasaan emosional yang telah mereka lakukan dan coba bantu mereka mencapai resolusi.

"Beri mereka kesempatan untuk mengatakan apa yang telah mereka pikirkan, lalu beri tahu mereka bahwa itu adalah rencana yang menyeluruh," kata Green.

Kamu mungkin dapat memberikan perasaan tertutup kepada orang tersebut dengan mengatakan sesuatu seperti, 'Sepertinya kamu sudah memikirkan segalanya,' atau 'Sepertinya kamu sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin.'

3. 'Jangan khawatir! Itu bukan masalah besar'

Bagi orang lain, itu pasti masalah besar. Namun, bagi seseorang yang sedang mengalami anxiety, kalimat itu dapat menyebabkan orang tersebut merasa gila atau ada yang salah dengan mereka karena mengkhawatirkan hal ini.

Gak cuma itu, kalimat itu pun akan membuatnya terluka karena sekarang sepertinya kamu tak peduli dengan masalah mereka. Dan kamu pasti tak ingin membuat salah satu dari hal-hal itu terjadi kan, Beauty?

Lalu, apa yang sebaiknya dikatakan?

Kitley menunjukkan bahwa terkadang kita memberi tahu seseorang untuk ak khawatir karena kita takut terlibat dengan masalah mereka akan memperburuk situasi. Tetapi ada cara untuk menjaga percakapan tetap berjalan tanpa membuat hal-hal menjadi kacau.

“Tanyakan saja kepada orang tersebut bagaimana kamu dapat membantu mereka. Jika mereka ingin berbicara, dengarkan. Jika sepertinya orang tersebut mengulang-ulang, ingatkan mereka bahwa dia sudah membicarakan hal itu," kata Kitley.

Dan jika, pada titik tertentu, kamu merasa tidak bisa terus terlibat, tetapkan batasan yang tegas namun penuh perhatian.

"Kamu dapat menyarankan agar orang tersebut menuliskan perasaan mereka, karena orang tersebut kemudian dapat meninjau kembali perasaan mereka di atas kertas dan tidak menguras sistem pendukung mereka," katanya.

4. 'Tenang'

Tidak ada yang suka disuruh tenang, apakah mereka sedang cemas atau tidak.

"Itu hanya menambah bahan bakar ke api. Rasanya tidak mendukung," kata Kitley.

Ketika kamumemberi tahu seseorang untuk tenang, pada dasarnya kamu memberi tahu mereka bahwa kamu tidak ingin berurusan dengan perasaan mereka.

Lantas, apa yang sebaiknya dikatakan?

“Daripada memberi tahu orang itu apa yang harus dilakukan atau dirasakan, akui apa yang mereka rasakan dan tanyakan apa yang dapat kamu lakukan untuk membantu,” saran Kitley.

Bersiaplah juga untuk menawarkan beberapa saran jika orang tersebut tak yakin, seperti menanyakan apakah mereka ingin dipeluk atau ingin berjalan-jalan.

"Sentuhan dan aktivitas fisik dapat membantu menenangkan perasaan cemas internal," kata Kitley.

Dan jika saran kamu ditolak, tanyakan apakah mereka membutuhkan ruang. Itu adalah cara untuk mundur dengan lembut tanpa membuat orang tersebut merasa seperti kamu menjauhinya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: