Menu

6 Topik Keuangan yang Harus Dibicarakan Suami Istri, Jangan Diumpet-umpetin!

05 Januari 2022 20:20 WIB
6 Topik Keuangan yang Harus Dibicarakan Suami Istri, Jangan Diumpet-umpetin!

Ilustrasi keluarga yang memikirkan pengelolaan keuangan (Seva.id/Edited by Herstory)

HerStory, Bekasi —

Membangun bahtera rumah tangga merupakan satu fase kehidupan, di mana suami dan istri haru saling menerima dan berbagi satu sama lain. Segala sesuatu harus dibicarakan atau dikomunikasikan agar rumah tangga berjalan harmonis.

Salah satunya menyangkut urusan keuangan. Sejak awal mengikat janji suci, atau mungkin dari pacaran, keuangan menjadi penting untuk didiskusikan bersama.

Apa saja topik keuangan yang harus dibicarakan antara suami istri? Berikut jawabannya:

1. Jumlah penghasilan dan pengeluaran

Topik keuangan yang satu ini wajib hukumnya diketahui suami istri. Berapa jumlah penghasilan satu sama lain, bila keduanya bekerja. Termasuk kalau mendapat bonus, THR, kenaikan gaji, dan lainnya.

Bahkan, terkadang besaran gaji sudah didiskusikan sejak masih pacaran. Membicarakan hal ini sangat penting agar dapat merencanakan belanja atau pengeluaran keluarga secara tepat.

Rencana pengeluaran tersebut disusun untuk mencapai tujuan keuangan bersama. Misalnya untuk membeli rumah, dana pensiun, dan lainnya.

2. Besaran utang

Topik keuangan ini kerap kali menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Akibat ketidakjujuran satu sama lain. Misalnya, istri diam-diam mengajukan utang ke tetangga untuk memenuhi gaya hidup.

Kemudian, tetangga tersebut menagih kepada suaminya. Di mana sang suami tidak tahu sama sekali dengan utang istrinya. Maka, pasti akan terjadi cekcok besar.

Kepemilikan utang atau rencana utang harus diketahui antara suami istri. Sebelum menikah, satu sama lain sebetulnya pun harus mendiskusikan persoalan ini.

Apakah calon istri atau calon suami mempunyai utang, berapa besarannya, tenor, dan cicilan per bulannya. Begitupun dengan rencana pengajuan utang, misalnya ingin mengambil KPR atau pinjaman online buat modal usaha.

Dengan begitu, akan menghindarkan dari kesalahpahaman yang dapat memporakporandakan rumah tangga. Selain itu, dapat bekerja sama untuk membayar atau melunasi utang tersebut.

3. Pembagian pengeluaran keluarga

Jika suami saja yang bekerja, maka umumnya pengeluaran keluarga atau biaya rumah tangga menjadi tanggungan suami. Namun bila suami istri bekerja atau berpenghasilan, biasanya ada pembagiannya.

Sebagai contoh, gaji suami diberikan kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sementara gaji istri ditabung atau diinvestasikan.

Dengan begitu, jelas. Setiap menerima gaji bulanan, suami langsung memberikan uang kepada istri untuk biaya sehari-hari, seperti makan dan minum, membayar tagihan bulanan dan cicilan utang, biaya pendidikan anak, ongkos transportasi bekerja suami istri, asuransi, serta dana darurat.

Sedangkan gaji bulanan istri langsung disisihkan untuk masa depan, seperti dana pensiun, tabungan, dan investasi.

Baca Juga: Bukan Matre, Penelitan Ungkap Suami Pengangguran Rentan Diceraikan Istri, Rasa Tanggung Jawab Jadi Acuan!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya