Ilustrasi penyandang diabetes mengalami sulit tidur (iStockphoto/Tero Vesalainen)
Dalam suatu penelitian dikatakan bahwa kondisi ini dapat tetap terjadi selama dua tahun setelah seseorang mengalami tekanan emosional yang berat seperti pada pandemi ini.
"Kurangnya paparan sinar matahari, selain menimbulkan stres, juga akan mengganggu irama sirkadian, yaitu proses alami yang mengatur siklus tidur-bangun setiap harinya," terang dr. Leonardi.
Hilangnya berbagai aktivitas ini akan menimbulkan perasaan terisolasi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Sementara berbagai aktivitas yang normal memiliki kontribusi yang besar untuk menjaga kestabilan irama sirkadian, karena berfungsi sebagai penanda waktu.
Sejak pandemi, seluruh aktivitas ini menjadi sangat minimal bahkan hilang. Ketiadaan aktivitas rutin tersebut cenderung membuat tidur lebih larut dan bangun lebih siang.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.