Menu

Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?

23 Februari 2022 07:15 WIB
Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?

HerStory gelar Webinar Kesehatan: "Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?"(HerStory/Sufri Yuliardi)

Upaya pencegahan COVID-19 pada anak dilakukan melalui vaksinasi. Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6% untuk yang pertama, 25,85% untuk dosis yang kedua.

Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 dosis yang kedua adalah 72,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian 

“Berdasarkan data orang yang terinfeksi covid-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69lum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerjasama dari berbagai lintas Kementerian komunitas sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi,” tukas dr. Erna.

Di saat yang sama, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia juga mengatakan bahwa berdasarkan data internal IDAI kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi COVID-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar jawa.

“Memang sedang prihatin kasus COVID-19, khususnya yang varian Omicron. Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal januari hingga 14 februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim.

Selain itu, dr. Pimprim juga mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi COVID-19, namun juga tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.

“Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apapun,” terang dr. Piprim.

“Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak kita. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative,” sambung dr. Piprim lagi.

dr. Fify Mulyani, MARS Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun menjelaskan bahwa saat ini untuk tempat isolasi di rumah sakit itu kapasitasnya masih 51% ya per hari Selasa (22/2/2022). Begitu juga dengan data ICU terisi sekitar 48% 

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: