Ilustrasi wanita yang sering belanja. (Unsplash/Freestocks)
Tak ada yang menginginkan pakaian berkualitas buruk atau tak nyaman. Masing-masing 42 persen dan 35 persen wanita menganggap ini sebagai masalah paling mendesak mengenai pakaian.
Merasa nyaman dengan apa yang dikenakan sangat penting, tak ada yang ingin menghabiskan sepanjang hari mengenakan gaun dengan payet yang kasar di lengan.
Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengubah cara kita berpakaian untuk bekerja. Kenyamanan dan kepraktisan menjadi jauh lebih populer.
Isu keberlanjutan juga penting terutama dengan maraknya fast fashion yang berisiko merusak planet bumi karena pencemaran lingkungan.
Membeli barang-barang yang bertahan lebih lama di lemari pakaian tak hanya akan berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan, tetapi juga dapat membantu menghemat uang.
Ini jugalah yang menjadi sesuatu yang lebih banyak orang pikirkan. Dalam laporan konsumen oleh Fashion Revolution, 62 persen responden mengatakan bahwa mereka mengenakan pakaian mereka setidaknya selama beberapa tahun.
Lucy Greenwood, pendiri Lucy and Yak mengatakan bahwa wanita saat ini 'sangat sadar' akan kurangnya standar pakaian yang tersedia, yang pada akhirnya, mendorong industri mode untuk mulai menerapkan perubahan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.