Raden Ajeng Kartini.(Pinterest/Edited by HerStory)
7. “Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan lelah untuk berusaha gigih membela semua yang baik.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
8. “Orang mencoba membohongi kami, bahwa tidak kawin itu bukan hanya aib, melainkan dosa besar pula. Telah berulang kali itu dikatakan kepada kami. Aduhai! Dengan menghina sekali orang sering kali membicarakan perempuan yang membujang!” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
9. “Sebab barang siapa tidak dapat merasakan sakit, dia juga kebal terhadap rasa gembira. Barang siapa tidak menderita, tidak juga dapat merasakan nikmat yang sesungguhnya.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
10. “Tidak menjadi soal bagaimana caranya mengabdi kepada kebaikan, asalkan baik saja.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
11. “Bermimpilah terus, bermimpilah terus, bermimpilah selama kamu dapa bermimpi! Apabila tiada mimpi, apakah jadinya hidup? Keadaan yang sesungguhnya biasanya sangat kejam. - R.A. Kartini.
12. “Hormati segala yang hidup, hak-haknya, perasaannya.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
13. “Alangkah ajaibnya rasa kasih sayang. Rasa cinta adalah surga dan neraka yang menjadi satu.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
14. “Dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu.” ? R.A. Kartini dalam Sulastin Sutrisno, Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.