Ilustrasi pasangan bahagia. (Freepik/lookstudio)
Tak ada rasa malu dalam menginginkan seks. Bahkan, itu suci. Gagasan bahwa gairah seksual terkait dengan perasaan malu, malu, dan bersalah sepenuhnya salah. Seks adalah penyatuan orang-orang yang berkomitmen satu sama lain, secara fisik dan mental.
Ketika kamu selaras dengan tubuh dan seksualitasmu sendiiri, maka kamu akan merasa bebas. Tak ada beban atau ikatan dalam seks yang bisa memaksa seseorang untuk merasa malu. Itu juga menjadi stres ketika konflik berbenturan dengan seks.
Seks harus selalu menjadi keinginn, dan itu seharusnya tak menjadi kebutuhan, karena saat itulah terjadi kesalahan.
Cara kamumemelihara nilai-nilai harus dimasukkan ke dalam seks juga. Seks menjadi bermakna ketika kedua pasangan memiliki nilai dan prinsip moral yang sama.
Memiliki nilai juga membantu seseorang untuk mencapai spiritualitas, yang sangat penting untuk dipertahankan dalam seks. Ketika dua pasangan memiliki nilai yang berbeda, seks mulai menimbulkan masalah.
Masalah seksual tak muncul begitu saja. Masalah seksual seperti pelecehan, kekerasan, rasa malu dll terjadi karena jauh di lubuk hati, kamua mungkin merasa agresi dan ketakutan. Ini adalah masalah kepribadian. Kecuali kamu memperbaiki masalahmu jauh di dalam, hasrat seksual akan terus menjadi masalah besar bagi kamu, Moms.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.