Ilustrasi wanita yang mengalami sakit jantung. (pinterest/freepik)
Menurut para ahli di John Hopkins, meskipun tak jelas bagaimana aterosklerosis dimulai, faktor-faktor tertentu seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes tipe 1, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet lemak tak jenuh tinggi meningkatkan risiko penyakit ini.
Aterosklerosis didiagnosis dengan kateterisasi jantung, sonografi doppler, perbandingan tekanan darah pada pergelangan kaki dan lengan, angiografi radionuklida, pemindaian perfusi talium/miokard, dan computerized tomography.
Penelitian lain pun mengungkapkan, saat ini, hanya setengah dari semua kasus aterosklerosis yang dapat dijelaskan oleh faktor risiko yang sudah mapan, dengan banyak individu muda atau setengah baya menunjukkan lesi aterosklerotik asimtomatik dan subklinis.
"Meskipun identifikasi sejumlah faktor risiko yang mendorong perubahan dinding arteri, seperti dislipidemia, disfungsi endotel, peradangan, penyakit kekebalan, malnutrisi dan pemahaman gaya hidup perkembangan aterosklerosis masih cukup," tulisnya.
Fyi Beauty, vitamin B12 memecah asam amino penting yang disebut homosistein yang terlibat dalam patofisiologi proses aterosklerotik. Asam folat dan vitamin B12 dan B6 adalah kofaktor penting dalam metabolisme homosistein dan telah terbukti mengurangi peningkatan kadar homosistein secara efektif, beberapa penelitian mengatakan.
Kekurangan vitamin B12 akan meningkatkan kadar homosistein dalam tubuh dan karenanya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke dan juga pembekuan darah.
Kamu mesti tahu, Beauty, setidaknya ada beberapa gejala yang berhubungan dengan kekurangan vitamin B12, diantaranya adalah:
So, tetap jaga kesehatanmu, ya Beauty!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: