Menu

Hati-hati Beauty! Waktu Makan Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Kanker, Begini Penjelasan Ahli

20 September 2022 10:25 WIB
Hati-hati Beauty! Waktu Makan Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Kanker, Begini Penjelasan Ahli

Simbol pita peduli kanker. (pinterest/freepik)

Tentang studi

Studi ini mengevaluasi 621 kasus prostat dan 1.205 kanker payudara dan mengamati 872 pria dan 1.321 subjek wanita yang tak pernah bekerja shift malam. Dengan bantuan wawancara dan kuesioner, mereka ditanya tentang waktu makan, tidur, dan kronotipe mereka.

Orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidur dua jam atau lebih setelah makan malam memiliki risiko 20 persen lebih rendah dari gabungan kanker payudara dan prostat. Namun, jika digabungkan dengan makan terlambat, risikonya naik hingga 25 persen secara total.

"Studi kami menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap pola makan diurnal (harian) dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah. Temuan ini menekankan pentingnya mengevaluasi waktu dalam studi tentang diet dan kanker," kata Dokter Manolis Kogevinas, penulis utama studi tersebut, dikutip dari Times of India, Selasa (20/9/2022).

Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan mengapa waktu makan mempengaruhi risiko kanker, bukti tertentu menunjukkan bahwa itu bisa jadi karena pola tidur yang terganggu.

Peran tidur

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2007 menyimpulkan bahwa kerja shift yang melibatkan gangguan sirkadian, yaitu setiap perubahan pola tidur, kemungkinan besar bersifat karsinogenik bagi manusia, yang berarti bahwa faktor ini berpotensi menyebabkan kanker.

Seperti yang telah dibahas, jam tubuh mengikuti siklus 24 jam, yang mengontrol kapan kita bangun, nafsu makan, suhu tubuh, dan suasana hati kita. Setiap gangguan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

Dan menurut WHO, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, pola makan tak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan polusi udara merupakan faktor risiko kanker dan penyakit tak menular lainnya. Infeksi tertentu juga dikatakan meningkatkan risiko kanker

“Sekitar 13% kanker yang didiagnosis pada 2018 secara global dikaitkan dengan infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr (2),” kata badan kesehatan global itu.

Baca Juga: Sempat Diisukan Meninggal, Kate Middleton Muncul Akui Idap Kanker Usai Konspirasi Keluarga Kerajaan Inggris Makin Brutal

Baca Juga: Alice Norin Idap Kanker Sarkoma, Sang Aktris Curhat Sempat Bingung Pilih Metode Penyembuhan: Semoga Gak Nyebar...

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: