Ilustrasi Diabetes (Pixabay/Tumisu)
Peneliti membagi 150 peserta menjadi dua kelompok: kelompok diet rendah karbohidrat dan kelompok dengan diet ‘biasa’. Setiap peserta berusia antara 40 dan 70 tahun, dan memiliki diabetes atau pradiabetes. Selain itu, mereka tidak boleh menjalani pengobatan apa pun untuk menurunkan gula darah mereka.
Setelah enam bulan, kelompok yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat memiliki kadar hemoglobin A1c yang lebih rendah, yang merupakan penanda umum untuk mengukur kadar gula darah.
Ini berarti bahwa kebiasaan makan ini berpotensi dapat membantu mereka yang menderita diabetes dan pradiabetes mengelola glukosa darah mereka.
Juga ditemukan bahwa kelompok rendah karbohidrat kehilangan lebih banyak berat total, serta memiliki kadar gula darah puasa yang lebih rendah daripada kelompok ‘diet biasa’. Kadar gula darah puasa adalah pengukuran lain untuk gula darah tetapi diukur setelah seseorang berpuasa semalaman.
“Mengingat begitu banyak orang Amerika yang mengembangkan diabetes, menemukan cara untuk mengurangi risiko mereka sangat penting. Hasil dari data ini menjanjikan,” kata Lauren Manaker, MS, RDN, dan penulis The First Time Mom's Pregnancy Cookbook dan Fueling Male Fertility, dikutip dari laman EatThis, Senin (31/10/2022).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.