Menu

Menunda Punya Momongan Ternyata Bisa Mengakibatkan.....

18 Desember 2020 09:15 WIB

ilustrasi ibu hamil (Pexels/freestocks.org)

HerStory, Purwokerto —

Moms, pasangan baru menikah memang suka dimabuk asmara ya. Dunia serasa milik berdua. Ngga jarang juga mereka merasa bahagia dan merasa ingin berdua dulu dalam jangka waktu yang lama. Ngga heran juga kalau sekarang cukup banyak pasangan yang memutuskan untuk menunda kehamilan. Selain karena alasan ingin punya waktu berdua dulu, banyak juga alasan lainnya.

Moms mungkin tahu kalau generasi sekarang “katanya” ngga pintar menabung sehingga alasan finansial yang belum cukup ketika nanti punya anak juga jadi alasan. Ada pula Moms dan pasangan yang merasa belum siap mental atau belum siap jadi orang tua, takut nanti ngga bisa mengasuh. Ngga jarang juga menunda pernikahan ini dilakukan sama pasangan muda yang udah punya si kecil lho.

Biasanya, pasangan yang udah dikaruniai si kecil ingin menunda kehamilan karena takut jarak dengan adiknya jadi terlalu dekat. Kebayang kan Moms kalau jarak antar anak terlalu dekat gimana kedepannya. Apalagi sekarang serba mahal ya. Menunda kehamilan emang ngga ada salahnya kok karena itu juga pilihan pasangan. Kalau didiskusikan secara matang dan ngga mengambil keputusan secara sepihak, menunda kehamilan sah dilakukan.

Tapi, banyak juga mitos tentang menunda anak. Orang-orang dulu biasanya yang paling getol melawan kalau ada orang yang mau menunda momongan. Mereka banyak banget memberi nasihat seperti “nanti jadi susah punya anak”, “menunda anak sama aja menunda rejeki”, dan lainnya. Omongan ini yang kadang bikin kita mikir ulang. Bener ngga sih? Dan apa aja dampak menunda momongan buat kita dan pasangan? Nah kita akan bahas satu per satu di artikel ini.

1. Meningkatnya Resiko Komplikasi

Menunda kehamilan memang ngga ada salahnya, Moms. Tapi, kalau Moms menunda kehamilan terlalu lama akan membuat beberapa kemungkinan resiko penyakit seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi menjadi meningkat. Beberapa penyakit yang bisa menjadi komplikasi itu akan membuat Moms lebih sulit punya anak karena termasuk resiko kehamilan.

Ini ngga cuma berbahaya buat si kecil, tapi untuk kesehatan Moms juga. Dampaknya juga cukup berbahaya mulai dari keguguran, kelahiran prematur, hingga mengancam nyawa calon ibu. Karena itu, coba dipikirkan lagi ya Moms tentang resiko komplikasi satu ini. Moms bisa konsultasikan dengan dokter spesialis obgyn dan berdiskusi ulang dengan pasangan.

2. Meningkatnya Risiko Janin Mati dalam Kandungan

Sebenarnya, ngga semua wanita yang menunda kehamilan beresiko mengalami kematian janin saat masih di kandungan. Namun seiring bertambahnya usia, terutama saat Moms berusia 35 tahun keatas, maka akan semakin banyak juga faktor-faktor lain yang memicunya. Faktor-faktor pemicunya antara lain Intra Uterine Growth Restriction (IURG) dan persalinan prematur. Mungkin Moms cukup asing ya dengan IURG.

Jadi, IURG adalah suatu kondisi yang membuat janin ngga berkembang secara sempurna saat di dalam kandungan. Kondisi ini bisa terjadi ketika ukuran dan berat janin ngga sesuai dengan usia kehamilannya. Ini artinya, bayi lebih kecil dari bayi pada umumnya di usia kehamilan yang sama. Ibu hamil yang sudah cukup berusia (35 tahun keatas) ditambah dengan dua faktor resiko ini harus sangat hati-hati karena termasuk salah satu kehamilan dengan resiko tinggi.

3. Meningkatnya Resiko Kehamilan Ektopik

Apa itu kehamilan ektopik? Kehamilan ektopik adalah satu kondisi dimana kehamilan justru terjadi di luar kandungan. Pertanyaannya, memang bisa kehamilan terjadi di luar kandungan? Ternyata kejadian ini bisa terjadi lho Moms. Kondisi ini akan terjadi saat sel telur yang dibuahi ngga pindah ke rahim, tapi menempel di tuba fallopi. Kalau Moms masih asing dengan tuba fallopi, itu lho saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim.

Kebayang kan gimana kehamilan yang harusnya terjadi di rahim justru terjadi di saluran yang ngga semestinya. Meskipun kejadian ini cukup langka, tapi ternyata sel telur bisa menempel di tempat lain seperti di serviks, ovarium, dan rongga perut. Biasanya kondisi langka ini terjadi beberapa minggu pertama kehamilan. Jika sudah terjadi risiko ini, mau ngga mau harus segera dilakukan tindakan medis untuk pengangkatan karena bisa mebyebabkan pendarahan internal dan infeksi.