ASI (Google / iStockphoto)
Para Ibu pasti sepakat bahwa proses menyapih anak adalah proses yang sangat sulit. Dari sisi Ibu, kita seringkali merasa enggak tega melihat anak menangis karena meminta ASI.
Proses menyapih ini memang butuh alur yang panjang. Ada tahapan-tahapan menyapih yang harus Ibu perhatikan. Simak hal berikut yaa, Moms!
Mengoleskan obat merah, jamu-jamuan, atau memplester puting seolah-olah terluka bukanlah cara yang baik, Moms. Anak akan merasa trauma karena ditolak oleh Ibu. Efek jangka panjangnya akan berdampak pada psikologis anak.
Saat menyapih anak, seorang Ibu harus siap mental dan juga tegaan. Walaupun anak menangis, jangan langsung memberikan ASI ya, Moms. Dengan begitu, mereka bisa terus-menerus tantrum. Lebih baik alihkan perhatian anak saat mereka menangis.
Moms khawatir anak akan kelaparan saat disapih dan memaksa mereka untuk makan? Gak perlu, Moms! Mereka juga memiliki insting, anak tentu tahu kapan ia harus makan dan juga bisa merasa lapar. Kalau kamu terus memaksanya, anak bisa enggak nyaman dan stres.
Anak-anak pada dasarnya punya cara tersendiri untuk beradaptasi pada hal baru, termasuk berhenti menyusu. Menitipkan anak ke keluarga terdekat justru akan membuat anak merasa kesulitan. Mereka harus beradaptasi secara cepat untuk dua hal sekaligus, yaitu berada di tempat baru dan kehilangan ASI.
Menyapih terlalu dini akan berdampak buruk bagi anak. Usia ideal anak untuk lepas dari ASI adalah 2 tahun. Kurang dari itu, anak-anak bisa rewel, mudah berubah suasana hatinya, tantrum, dan lain sebagainya.