Menu

Menilik Prosedur, Pelayanan, dan Tingkat Keberhasilan Program Bayi Tabung di RS Pondok Indah IVF Centre

17 Februari 2021 17:00 WIB

wanita hamil dan suaminya (Unsplash/Kelly Sikkema)

HerStory, Bandung —

Perjalanan yang berbeda-beda dilalui pasangan suami istri (pasutri) untuk mendapatkan momongan. Ada yang mendapatkannya dengan mudah, ada pula yang harus mengeluarkan usaha ekstra demi kehadiran buah hati dalam keluarga.

Banyak faktor yang memengaruhi pasutri dalam mendapatkan momongan, salah satunya adalah gangguan kesuburan. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015, dari 47 juta pasangan subur di Indonesia, sekitar 10-15 persen di antaranya mengalami gangguan kesuburan.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, masalah ini dapat diatasi melalui pelayanan dan fasilitas teknologi reproduksi berbantu yang semakin canggih.

Teknologi reproduksi berbantu membuat potensi pasutri untuk mendapatkan keturunan menjadi lebih besar, salah satunya melalui program in vitro fertilization atau lebih dikenal dengan istilah bayi tabung.

Hal ini juga yang melatarbelakangi diresmikannya RS Pondok Indah IVF Centre, sebagai satu-satunya klinik IVF modern di Jakarta Selatan. Fasilitas dan pelayanan di RS Pondok Indah IVF Centre juga sudah terakreditasi oleh badan akreditasi Joint Commison International (JCI).

“RS Pondok Indah IVF Centre, sebuah klinik IVF modern yang dilengkapi teknologi terkini dan didukung oleh dokter-dokter konsultan dengan keahlian di bidang fertilitas. Klinik ini dapat membantu pasangan suami istri yang mendambakan keturunan mewujudkan harapan mereka,” ujar Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS dalam konferensi pers bertajuk “RS Pondok Indah IVF Centre, Harapan Baru Miliki Buah Hati” (04/02/2021).

Sebelum memutuskan untuk mencoba metode bayi tabung, ada beberapa hal penting yang harus Moms ketahui. Di antaranya adalah prosedur, fasilitas penunjang, dan bagaimana tingkat kesuksesan metode ini. Berikut adalah penjelasan dari para ahli.

Mengapa Bayi Tabung?

Salah satu solusi penanganan gangguan reproduksi karena infertilitas adalah program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Dengan metode ini, sperma dan sel telur akan dipertemukan di luar tubuh manusia kemudian dipantau perkembangannya.

Setelah terjadi pembuahan, embrio yang dinilai akan berkembang dengan baik disuntikkan kembali ke dalam rahim ibu.

“Aspek penting pada program bayi tabung bahwa mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh dan setelah menjadi embrio maka embrio tersebut akan kembali ditanam ke rahim ibu sehingga kita mengharapkan terjadi kehamilan,” ujar dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi.

Ia menambahkan, pasangan yang mengalami infertilitas dan tak mendapatkan terapi apapun maka peluang untuk mengandung sangat rendah. Sedangkan penanganan menggunakan metode bayi tabung atau IVF, angka keberhasilannya bisa mencapai lebih dari 40 persen per siklus.

Pasutri dengan gangguan sperma, sumbatan saluran telur, endometriosis atau kista cokelat, gangguan kematangan telur, dan beberapa faktor lain yang tak bisa dijelaskan bisa memilih metode bayi tabung untuk mendapatkan momongan.

Meski demikian, tak semua pasutri yang mengalami infertilitas pasti harus menempuh prosedur bayi tabung. Dokter Yassin menjelaskan, ada terapi berjenjang lain yang bisa ditempuh oleh pasutri untuk mendapatkan keturunan.

Mengenal Apa Itu Terapi Berjenjang

Dokter Yassin menjelaskan, pasien yang mengalami gangguan kesuburan akan dilayani untuk menentukan terapi apa yang ideal untuk setiap pasangan. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih dalam oleh dokter ahli di bidangnya.

Secara singkat, ada tiga tahap yang akan dilalui oleh pasutri untuk mendapatkan momongan. Berikut adalah penjelasan dari dr. Yassin.

1. Pemberian Obat Pemicu Ovulasi

Pada lini pertama, secara sederhana pasien akan diberikan obat-obatan pemicu ovulasi lalu mengatur hubungan seksualnya. Peluang keberhasilan metode ini sekitar 6 persen.

2. Inseminasi Intrauterin (IUI)

Terapi lini kedua dapat dilakukan setelah terapi lini pertama mungkin tak membuahkan hasil. Dokter bisa menyarankan untuk menjalani inseminasi.

Inseminasi adalah satu tindakan menyemprotkan sperma yang telah diproses ke dalam rahim ibu. Dengan metode ini, diharapkan sperma tak akan menempuh jarak yang terlalu jauh untuk membuahi sel telur di saluran telur. Peluang keberhasilannya pun cukup besar, bisa mencapai 20 persen.

3. In Vitro Fertilization (IVF)

Saat lini pertama dan kedua sudah dilalui namun kehamilan tak kunjung datang, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan program IVF. Metode ini adalah metode dengan peluang keberhasilan paling besar, yaitu sekitar 40 persen. Untuk mengetahui prosedurnya secara lengkap, mari simak penjelasan berikut.

Prosedur IVF atau Bayi Tabung

Saat memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, setidaknya ada delapan tahapan yang akan dilalui pasutri. Berikut adalah penjelasan dari dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc.

1. Melakukan USG

Hal yang akan dilakukan pertama kali adalah menentukan pertemuan untuk melakukan USG pada saat haid. Biasanya USG dilakukan pada haid hari kedua, karena inilah masa-masa penting di mana proses stimulasi bisa dimulai untuk mendapat sel telur yang akan digunakan nanti.

Apabila diperlukan, akan dilakukan pemeriksaan hormonal untuk memastikan bahwa kondisi rahim dan kondisi indung telur siap untuk distimulasi.

2. Penyuntikkan

Tahap selanjutnya adalah penyuntikkan obat hormon untuk merangsang folikel sel telur agar matang dengan baik. Ada dua jenis obat yang akan disuntikkan pada pasien. Pertama obat untuk membesarkan folikel sel telur dan yang kedua obat untuk menekan hormon agar folikel yang ditumbuhkan tak pecah terlalu cepat.

3.  Penyuntikkan di hari ke-6 haid

Penyuntikkan obat yang merangsang pertumbuhan serta obat yang menekan hormon masih dilakukan. Sekitar 10-12 hari, ibu akan di USG secara berkala.

Pasien juga akan akan mendapatkan kalender dengan schedule detail kapan ibu harus datang ke dokter untuk melakukan pemantauan hasil dari penyuntikan yang diberikan. Proses pemantauan melalui USG ini bisa di hari ke-6, hari ke-9, dan seterusnya yang berlangsung selama 10-12 hari.

4. Petik oosit

Tahap selanjutnya, folikel atau sel telur yang kecil akan menjadi besar dan siap untuk dibuahi. Cairan dalam folikel tersebut akan diambil oleh jarum dan diambil cairan sel telurnya.

5. Fertilisasi

Proses ini merupakan pembuahan di luar tubuh. Suami akan diminta mengeluarkan sperma pada hari itu juga. Kalau ada masalah pada suami, dokter bisa mengambil tindakan bedah untuk mengambil sperma langsung dari testis. Setelah itu, ahli embriologi akan menyuntikkan sperma ke dalam sel telur sehingga terjadi proses fertilisasi.

6. Pengamatan embrio

Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma kemudian akan dipantau perkembangannya. Di RS Pondok Indah IVF Centre, pengamatan ini dilakukan dengan alat canggih yaitu time lapse incubator.

Perkembangan embrio diawasi 24 jam penuh melalui sebuah kamera yang sudah terintegrasi dan secara personalisasi antar pasien. Dengan begitu, proses pencatatan data dengan lebih detail dapat dilakukan dan tingkat keberhasilan menjadi semakin besar.

7. Transfer embrio

Embrio yang sudah dibuahi dan dinilai bisa berkembang dengan baik, akan dimasukkan ke rahim ibu melalui selang kecil menggunakan bantuan ultrasonografi.

8. Menunggu hasil (14 hari)

Dalam dua minggu, akan dilakukan pengecekan kadar hormon HCG dalam darah ibu yang apabila positif, berarti menandakan si ibu hamil.

Perlu diingat, tingkat keberhasilan dari treatment infertilitas itu berbeda-beda. dr. Yassin memaparkan, faktor dari teknologi dan tenaga ahli menjadi salah satu kunci penting keberhasilan program ini.

Kabar baiknya, RS Pondok Indah IVF Centre memiliki tim medis spesialis kebidanan dan kandungan yang seluruhnya merupakan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi berpengalaman dalam melakukan berbagai intervensi untuk keberhasilan program kehamilan.

Selain itu, RS Pondok Indah IVF Centre sebagai one-stop fertility clinic tak hanya berfokus pada program bayi tabung saja. RS Pondok Indah IVF Centre juga melayani program kehamilan lainnya, seperti penanganan gangguan kesuburan hingga preservasi fertilitas yang dibantu oleh dokter berpengalaman dan teknologi terkini.

Pelayanan dan Fasilitas

Pada acara yang sama, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, MPH, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre menjelaskan, program bayi tabung sangat dipengaruhi oleh teknologi medis dan teknik yang digunakan.

Berikut adalah beberapa teknologi yang digunakan di RS Pondok Indah IVF Centre untuk membantu pasutri mendapatkan keturunan.

1. Time lapse incubator

Alat inkubator ini terkoneksi dengan kamera dan mikroskop untuk membantu dokter mengamati perkembangan embrio. Embrio setiap pasien akan mendapat satu bilik dan tak akan bercampur dengan milik pasien lain. Kualitas inkubator ini akan sangat menentukan kualitas embrio yang berkembang.

2. Laboratorium andrologi

Laboratorium andrologi adalah laboratorium yang khusus untuk menyiapkan sperma. Peran sperma dalam keberhasilan bayi tabung juga cukup besar. Peran terbesar adalah dari sel telur sebesar 60-70 persen kemudian sperma sekitar 10-15 persen.

3. Software pemindai kromosom telur

Ini adalah sebuah alat yang bisa mendeteksi di mana posisi materi genetik atau kromosom sel telur pada saat sperma akan disuntikkan.

4. Intra-cytoplasmic morphologically-selected sperm injection (IMSI)

Teknik ini digunakan untuk memilih sel sperma terbaik yang akan disuntikkan ke sel telur. Proses pemilihan sperma ini didukung oleh teknologi pencitraan yang bisa memperbesar gambar hingga 6.000 kali.

5. Pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A)

Teknologi ini digunakan untuk memindai abnormalitas struktur kromosom sebelum embrio ditanam ke rahim ibu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghindari risiko bayi dari penyakit genetik dan cacat bawaan.

6. Konsultasi konselor IVF

Faktor yang tak kalah penting adalah menangani faktor stres pada pasien. Menurut Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, MPH, fase-fase di mana tingkat stres yang paling tinggi terjadi pada saat menjelang pengambilan sel telur, penanaman embrio, dan saat menunggu hasil. Untuk itu, konsultasi konselor IVF hadir untuk mengatasi aspek psikologi untuk menunjang keberhasilan bayi tabung.

Nah itu dia beberapa penjelasan mengenai prosedur bayi tabung, pemeriksaan fertilitas, dan beberapa layanan serta fasilitas yang tersedia di RS Pondok Indah IVF Centre.

Segera konsultasikan kendala yang dialami saat ingin mendapatkan keturunan pada dokter yang tepat, ya! Semoga bermanfaat!