Menu

Ini Dampak Buruk yang Mengancam Psikologis Anak Ketika Orang Tuanya Berselingkuh, Jangan Sampai Khilaf Ya!

23 April 2021 19:00 WIB

Anak melihat orang tuanya bertengkar. (Pexels/RODNAE Productions)

HerStory, Jakarta —

Enggak ada pernikahan yang sempurna. Pasti ada saja masalah yang dihadapi dalam sebuah biduk rumah tangga. Salah satunya adalah godaan untuk berselingkuh.

Melansir Talk Space (23/4/2021) para ahli memperkirakan bahwa antara 2 hingga 33 persen pasangan menikah terlibat dalam perselingkuhan. Perselingkuhan tentu berdampak signifikan pada pernikahan. Perselingkuhan jadi salah satu alasan utama perceraian.

Jika pasangan memutuskan untuk tetap bersama, mengatasi perselingkuhan mungkin menjadi hal tersulit yang harus dilakukan. Rasa sakit dan kekecewaan yang ditimbulkannya seringkali tetap dirasakan pasangan yang diselingkuhi untuk waktu yang lama.

Tapi bagaimana jika anak-anak terlibat? Bagaimana perselingkuhan yang dialami oleh orang tua memengaruhi anak-anak?

Perselingkuhan akan memberikan dampak yang berbeda pada anak-anak, tergantung pada keadaan. Biasanya perselingkuhan tak akan disadari anak-anak yang masih kecil, namun perlu diketahui bahwa anak-anak cerdas dan akan ikut merasa sakit dan marah yang ditimbulkan karena perselingkuhan orang tuanya.

Selain itu, usia anak yang lebih besar mungkin enggak diberi tahu secara eksplisit tentang apa yang sedang terjadi, tapi kemungkinan besar mereka mengetahui dan memahami bahwa orang tua mereka merasa terluka atau dikhianati dalam pernikahan.

Ketika perselingkuhan terjadi dalam jangka waktu yang lama, tentu akan membuat kepercayaan menjadi rusak atau parahnya bisa sebabkan perceraian berujung konfli. Dengan kondisi ini anak-anak kemungkinan besar akan terkena dampak yang lebih kuat, terutama jika mereka enggak diberi dukungan emosional atau melakukan konseling dengan ahli untuk membantu mengatasi perasaannya.

Faktor lain yang dapat berdampak negatif bagi anak-anak ketika salah satu orang tuanya terlalu banyak bercerita secara rinci atau membagikan perasaan sakit hati karena diselingkuhi. Rasa sakit ini akan membekas di hati anak-anak dalam waktu yang lama.

Beberapa penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Issues menemukan bahwa anak-anak yang orangtuanya enggak setia, dua kali lebih mungkin untuk berselingkuh di masa yang akan datang. Tentu saja, segala jenis trauma masa kanak-kanak dapat meningkatkan kemungkinan perselingkuhan.

Menurut psikolog klinis Ana Nogales, penulis Parents Who Cheat: How Children and Adults are Affected When They Parents Are Unfaithful, tumbuh dalam keluarga dengan perselingkuhan memiliki dampak yang serius pada anak-anak dalam hal bagaimana mereka memandang hubungan romantis dan kemampuan mereka untuk percaya dengan lawan jenis di masa depan.

Penelitian Nogales menemukan bahwa 75 persen anak-anak akan merasa terus dikhianati oleh orang tua mereka yang selingkuh. Selain itu, 80 persen mengatakan bahwa perselingkuhan membentuk pandangan mereka tentang  hubungan asmara. Dan 70 persen menggambarkan perselingkuhan memengaruhi kepercayaan umum mereka pada orang lain.

Meskipun luka dan rasa sakit itu nyata, ada hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menyembuhkan dan mengurangi dampak negatif pada anak-anak. Cara yang bagus untuk mengatasi perasaan ini adalah dengan belajar bagaimana membangun hubungan yang lebih stabil secara emosional dan saling percaya.

Artikel Pilihan