Menu

Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari saat Menyusui, Busui Catat Nih!

28 April 2021 07:15 WIB

Ilustrasi seorang ibu sedang menyusui anaknya. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Sudah jadi rahasia umum bahwa ASI merupakan salah satu sumber makanan bergizi untuk bayi. Faktanya, ASI menyediakan sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. 

Di samping itu, komposisi gizi ASI diatur secara ketat oleh tubuh, penelitian telah menunjukkan bahwa apa yang ibu konsumsi memang berpengaruh pada kandungan ASI. Secara umum, enggak ada makanan yang dilarang untuk ibu menyui (busui) konsumsi. Justru busui disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi.

Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang mungkin harus dibatasi saat menyusui. Berikut adalah 5 makanan yang harus dibatasi atau dihindari saat menyusui:

1. Ikan tinggi merkuri

Ikan adalah sumber asam docosahexaenoic (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) yang bagus. Kandungan ini merupakan dua jenis asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak pada bayi, sayangnya itu sulit ditemukan di makanan lain.

Namun, beberapa ikan dan makanan laut juga bisa mengandung merkuri tinggi, logam yang bisa menjadi racun terutama pada bayi dan anak-anak. Pasalnya bayi dan anak-anak lebih sensitif terhadap keracunan merkuri.

Melansir laman Healthline (28/4/2021) paparan merkuri tingkat tinggi yang akut dapat secara permanen memengaruhi sistem saraf pusat bayi. Akibatnya, bayi mungkin mengalami penundaan atau gangguan pada otak, keterampilan motorik halus, serta perkembangan bicara dan bahasa.

Oleh karena itu, ikan yang mengandung merkuri tinggi harus dihindari saat menyusui. Contohnya termasuk ikan tuna mata besar, ikan raja makarel, ika hiu dan tilefish.

Untuk memastikan asupan omega-3 yang cukup sekaligus mengurangi risiko keracunan merkuri, ibu yang menyusui dianjurkan untuk menghindari ikan merkuri tinggi dan sebaliknya mengonsumsi 8–12 ons (225–340 gram) ikan rendah merkuri per minggu.

2. Beberapa suplemen herbal

Penggunaan jamu dan rempah-rempah seperti jintan atau kemangi untuk membumbui makanan dianggap aman selama menyusui. Namun, jika menyangkut suplemen herbal dan teh, ada beberapa kekhawatiran tentang keamanannya jika dikonsumsi bayi melalui ASI. Suplemen ini berpotensi terkontaminasi dengan logam. Sebaiknya bicarakan dengan dokter sebelum mencoba suplemen.

3. Alkohol

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), berhentu mengonsumsi alkohol adalah pilihan teraman selama menyusui. Namun, minum sesekali masih diperbolehkan selama berhati-hati tentang jumlah dan waktunya.

Banyaknya kandungan alkohol dalam ASI tergantung pada waktu serta seberapa banyak alkohol yang busui konsumsi. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah alkohol dalam ASI mencapai puncaknya 30-60 menit setelah busui minum.

Selain itu, alkohol dapat bertahan dalam sistem tubuh hingga 2-3 jam. Semakin banyak alkohol yang diminum, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan kandungan alkohon dari sistem tubuh.

Tingkat konsumsi alkohol yang tinggi terbukti mengurangi produksi ASI hingga 20 persen. Selain itu, asupan alkohol yang berlebihan dan sering selama menyusui telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pola tidur yang terganggu, keterlambatan keterampilan psikomotorik, dan bahkan keterlambatan kognitif pada bayi.

4. Kafein

Kopi, soda, teh, dan cokelat adalah sumber kafein yang umum. Saat dikonsumsi oleh busui, sebagian dari kafein itu dapat masuk ke dalam ASI.

Tenth ini bisa menjadi masalah, karena bayi mengalami kesulitan untuk mencerna dan menghilangkan kafein. Akibatnya, seiring berjalnnya waktu kafein dalam jumlah besar dapat menumpuk di sistem bayi, menyebabkannya mudah rewel dan kesulitan tidur.

Menurut CDC, ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi kafein enggak lebih dari 300 mg per hari, yang setara dengan dua atau tiga cangkir kopi.

5. Makanan olahan

Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan nutrisi saat menyusui, sangat penting bagi ibu untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Karena makanan yang diproses secara umum tinggi kalori, lemak enggak sehat, dan tambahan gula, namun rendah serat, vitamin, dan mineral, disarankan untuk membatasi asupan makanan olahan sebanyak mungkin.

Penelitian awal juga menunjukkan bahwa pola makan ibu saat menyusui dapat memengaruhi pola makan anaknya di kemudian hari. 

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana