Menu

Cek, Ini Jenis Depresi yang Bisa Terjadi Pada si Kecil, Waspada Ya Moms!

19 Agustus 2021 11:20 WIB

Ilustrasi orang tua bercerai. (Pinterest/freepik)

HerStory, Bogor —

Beberapa waktu belakangan ini, cukup marak di pemberitaan tentang fenomena artis yang bercerai dari pasangannya. Dan, tentunya, hal tersebut bisa juga menimpa orang biasa seperti kita juga, ya Moms.

Dan jika berbicara soal perceraian, pastinya akan berdampak langsung bagi keluarga, terutama anak.

Lalu, bisakan kamu membayangkan bagaimana aneh dan mengerikannya bagi anak-anak jika orang tua tiba-tiba hidup terpisah, Moms?

Gak bisa diremehkan, Moms, akibat perceraian orang tua, anak pun bisa mengalami trauma mental, mulai dari ringan hingga berat, atau bahkan menyebabkan depresi. Duh!

Nah Moms, tahu gak, ternyata depresi pada anak banyak jenisnya lho. Tak hanya itu, gejalanya pun bisa berbeda-beda pula.

Dikutip dari laman Halodoc, Kamis (19/8/2021), berikut HerStory rangkum beberapa jenis depresi yang bisa menyerang anak akibat perceraian. Cek yuk, Moms!

1. Depresi Situasional

Sesuai namanya, jenis depresi ini terjadi karena situasi tertentu, termasuk karena perceraian orang tua. Adapun, jenis depresi ini biasanya diawali dengan gejala stres dan berujung pada kondisi yang lebih dalam.

FYI Moms, jenis depresi ini ditandai dengan gejala seperti perasaan murung, perubahan pola tidur, perubahan pola makan, serta mengalami tekanan mental yang cukup tinggi. Munculnya gejala tersebut merupakan respon otak terhadap stres.

Nah, selain perceraian, jenis depresi ini juga bisa terjadi karena kehilangan pekerjaan, perpisahan dengan keluarga atau teman dekat, serta berada di lingkungan baru.

2. Depresi Berat

Para ahli menyebut, awalnya, anak yang orang tuanya bercerai akan mengalami depresi situasional. Namun seiring berjalannya waktu, tekanan mental dan gejala depresi yang terjadi bisa mengarah pada depresi mayor alias depresi berat.

Seorang anak dinyatakan mengalami depresi ini jika mengalami gejala, seperti kesedihan, keputusasaan, dan kesepian yang berlangsung dalam jangka panjang, misalnya lebih dari dua minggu. 

Depresi ini umumnya memiliki gejala yang cukup serius dan memberi efek yang besar pada aktivitas serta kualitas hidup anak.

Soal penyebab depresi ini sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi mental yang selalu tertekan akibat pengalaman buruk dan trauma psikologis diduga bisa menjadi salah satu pemicunya. 

3. Depresi Kronis 

Jenis depresi selanjutnya adalah depresi kronis. Jenis depresi ini paling sering terdiagnosis.

Namun biasanya, jenis depresi ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang, yaitu dua tahun berturut-turut atau lebih.

Adapun, gejala yang muncul pada anak pun beragam, bisa bersifat ringan atau justru sangat berat. Meski begitu, depresi kronis umumnya tidak terlalu mengganggu aktivitas harian. 

Dalam jangka panjang, depresi kronis bisa memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Anak yang mengidap depresi ini rentan mengalami gangguan pada pola pikir, sulit berkonsentrasi, tak percaya diri, serta mudah putus asa. 

Nah Moms, itulah jenis-jenis depresi yang bisa menimpa anak. Ingat ya Moms, bila si Kecil mengalami masalah kesehatan, baik secara fisik ataupun mental, jangan ragu untuk menghubungi ahli atau dokter, ya!

Artikel Pilihan