Menu

Catat Moms! Begini Saran Psikolog saat Kamu Menghadapi Body Shaming Pasca-Melahirkan

02 September 2021 16:05 WIB

Ilustrasi wanita dengan berat badan berlebih. (pinterest/freepik)

HerStory, Bogor —

Moms, bagi sebagian besar wanita yang baru menjadi ibu, proses menurunkan berat badan adalah hal yang sangat sulit. Terlebih jika terdapat masalah yang signifikan seperti masalah perubahan hormon, perubahan mood pasca-melahirkan atau kondisi lain yang membuat proses penurunan berat badan menjadi lebih sulit dari yang dibayangkan.

Kondisi tersebut pun tak pelak membuat para 'ibu baru' menjadi lebih terbebani, terutama bila menghadapi situasi body shaming di lingkungan sekitar.

Terkait hal itu, Psikologg Klinis, Reynitta Poerwito, Bach. Of Psych., M.Psi., pun menyarankan kepada para 'ibu baru'  untuk bisa belajar menerima diri sendiri dan mencintai diri sendiri apa adanya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan, kata dia, adalah dengan melihat kehamilan dan perubahan bentuk badan sebagai satu proses yang sangat normal dan alami, sehingga bagi para wanita yang pernah melahirkan sudah akan dipastikan bentuk tubuhnya berubah.

“Dengan demikian, para Moms tak perlu merasa bahwa masalah ini hanya dimiliki oleh Moms sendiri, karena mayoritas ibu lainnya juga merasakan hal yang sama,” tutur Reynitta, dikutip dari laman motherandbeyond.id, Kamis (2/9/2021).

Kedua, Reynitta pun menyarankan para 'ibu baru' tersebut mempraktikkan self compassion atau kasih sayang terhadap diri sendiri, yang merupakan komponen terpenting agar bisa membantu ibu untuk mencapai penerimaan diri.

“Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan self compassion adalah berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, berolahraga untuk merasa lebih sehat bukan untuk lebih kurus, mendapatkan istirahat yang cukup, melakukan kegiatan yang Moms sukai dan membuat tenang, serta mengutamakan hal-hal positif yang dimiliki oleh diri Moms senditi, misalnya, bagaimana pun bentuk badan saya saat ini, hal itu tidak akan mengubah fakta bahwa saya adalah ibu yang terbaik untuk anak saya,” paparnya.

Lalu yang ketiga, 'ibu baru' disarankan untuk fokus terhadap parenting daripada mengembalikan bentuk tubuh. Dikatakan Reynitta, mengutamakan kebutuhan pengasuhan anak akan mengalihkan keinginan Moms untuk mendapatkan apa yang belum bisa terwujud saat ini.

“Terlebih jika saat ini anak Moms sedang dalam tahap perkembangan yang menggemaskan. Sebaiknya para Moms harus banyak-banyak bersyukur bahwa kalian diberikan kepercayaan untuk melahirkan dan mengasuh seorang anak walaupun banyak pengorbanan yang harus rela Moms lepaskan, tetapi menjadi seorang ibu, bagaimana pun bentuk tubuhnya, adalah sebuah hal yang sangat mulia,” jelasnya.

Saran terakhir, kata Reynitta, adalah treat yourself with kindness. Berbaik hatilah kepada diri Moms sendiri. Katakan hal-hal baik yang ingin Moms dengar setiap hari, dan stop menilai bentuk tubuh Moms setiap kali bercermin.

“Walau ada pikiran-pikiran yang membuat Moms merasa negatif, Moms sendirilah yang dapat menentang perkataan tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah pujian. Contohnya: "Ih, kok semakin hari semakin banyak lemaknya." Langsung bisa ditentang dengan kata-kata "Ya, enggak apa-apa karena ini adalah hal yang normal dan yang penting anakku dan diriku sehat juga happy. Aku enggak mau berat badan ideal tapi merasa tersiksa atau malah sakit," pungkasnya.

Nah Moms, semoga bisa dipraktikkan di rumah ya, karena biar bagaimanpun juga penerimaan diri itu perlu latihan setiap hari karena self love dan self acceptance merupakan sebuah kebiasaan. Semangat, ya!