Menu

‘Warnai’ Pasar Cloud Computing Tanah Air, Ini Sederet Keunggulan Crayon Indonesia

26 Oktober 2021 08:05 WIB

Crayon Indonesia

HerStory, Bogor —

Beauty, pernahkah kamu mendengar istilah cloud computing?

Teknologi cloud computing atau komputasi awan saat ini mulai menjadi tren. Meski masih terdengar asing bagi sebagian kalangan, cloud computing diyakini akan banyak diadopsi dan menjadi masa depan dunia IT Indonesia. Nah, salah satu perusahaan teknologi yang berfokus pada layanan cloud ini adalah Crayon Indonesia.

Anissa Sharmanti, selaku Country Director Crayon Indonesia, menuturkan, Crayon merupakan salah satu perusahaan terbesar yang ada di industri cloud. Pada pasar Asia Pasifik, Crayon sendiri sudah lebih dulu menjajakan kaki di Singapura, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan Australia.

Dan kini, setelah negara-negara besar tersebut, Crayon pun memilih Indonesia sebagai pasar baru industri ini. Dipilihnya Indonesia ini bukanlah hal sembarang, menurut Anissa, ini karena Indonesia memiliki pertumbuhan tinggi dalam pasar cloud.

Namun, sebelum membahas lebih dalam tentang Crayon Indonesia sendiiri, apa sih sebenarnya cloud itu?

Secara sederhananya, cloud itu adalah proses komputerisasi yang berbasis internet. Jadi sistem komputasi yang memungkinkan si pengguna itu menyimpan, memproses data secara online. Tanpa perlu menyiapkan platform atau infrastruktur pendukungnya. Nah terjemahan dari situ, kepada service apakah yang dibutuhkan pelanggan atau pengguna jadi sangat bervariasi. Untuk Crayon sendiri kami fokus memberikan service cloud kepada pelanggan yang berbasis, satu, apa yang memang mereka butuhkan. Dan kedua adalah fokus kepada efisiensi atau optimalisasi dari teknologi tersebut. Artinya kita melihat dan memberikan servis yang memang tepat guna, yang dibutuhkan oleh pelanggan ini, itu yang kita berikan. Semuanya masih seputar cloud service tadi,” papar Anissa, kepada HerStory, Senin (25/10/2021).

Lebih lanjut, Anissa mengatakan bahwa pasar TI Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik (APAC). Karenanya, digitalisasi dalam operasional bisnis menjadi lebih kritikal dibandingkan sebelumnya. Ia pun menuturkan bahwa potensi pasar cloud di Indonesia masih sangatlah besar.

“Potensi cloud ini sangat besar karena Indonesia termasuk salah satu negara yang growth-nya atau pertumbuhannya tercepat se-Asia Pasifik. Nah jika kita bicara digitalisasi ini jadi sangat critical karena bukan hanya untuk operasional secara bisnisnya satu pelanggan saja, jadi pelanggan kami ini berusaha untuk mengotomatisasi atau mendigitalkan operasional bisnisnya, supaya semuanya bisa bergerak dengan cepat. Karena mereka juga fokus kepada mencari pelanggan atau revenue baru atau bisnis baru. Tujuannya ya untuk membesarkan pasarnya mereka. Nah semua ini hanya bisa didukung dengan teknologi cloud. Nah itu yang kami lihat saat ini di Indonesia pasarnya masih besar kemudian secara adopsi cloud ini masih di stage awal gitu, sehingga opportunity ke depannya masih sangat besar,” bebernya.

Anissa juga mengatakan, sebagai pendatang baru dalam bisnis cloud di Tanah Air, strategi yang diusung Crayon adalah menyediakan solusi migrasi cloud yang berfokus pada pelanggan berdasarkan efisiensi data dan biaya.

“Strategi apa yang kita bawa ke Indonesia itu kami fokus balik lagi ke teknologi yang memang sesuai dengan apa yang dibutuhkan sama pelanggan kita. kedua, yang secara anggaran atau budget juga sesuai di tempat customer kita. kami fokus ke kedua itu, karena secara perusahaan, Crayon ini fokus untuk customer centric, kita selalu bilangnya kita ada di sisi mereka sehingga dengan itu, itu translate ke diri kita untuk memberikan solusi yang memang tepat untuk mereka. Dan Crayon sendiri karena kami, kita sendiri sebutnya adalah vendor agnostic, jadi kita berpartnership, kita bisa ber-stratetic partnership dengan banyak vendor di dunia sehingga di belakang kami ini, kami sangat rich, sangat kaya secara portfolio. Sehingga ketika kita menawarkan sesuatu ke pelanggan itu bisa need atau sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Tanpa kita harus memberikan A atau B atau C dan seterusnya. Kami bisa memberikan pilihan kepada mereka yang memang sesuai untuk kebutuhan mereka,” jelasnya.

Anissa pun kemudian memaparkan keunggulan Crayon dibanding perusahaan cloud lainnya yang sudah ada. Menurutnya, fokus Crayon di layanan cloud sendiri mencakup 3 hal, yakni optimalisasi dari sisi biaya, keamanan, dan terkait adopsi cloudnya itu sendiri.

“Fokus kita di Crayon itu ada 3, yakni pertama optimalisasi dari sisi biaya, sehingga yang dipakai oleh pelanggan memang sangat optimal dalam hal biaya. Kedua dari sisi keamanan, karena kita fokus di cyber security, artinya yang mereka adopsi ini sesuatu yang secure untuk perusahaan. Dan ketiga, terkait adopsi. Adopsi cloud itu sendiri pun membutuhkan bantuan dari mulai sifatnya seperti training, lalu secara hands on secara penggunaan, termasuk dari sisi bahwa ini misalkan tim IT di suatu perusahaan bagaimana mereka bisa menaikkan skill-nya yang tadinya biasa mengelola di lingkungannya sendiri, di data centernya sendiri, sekarang untuk mengelola cloud ini kan membutuhkan skill baru. Nah kami bantu mereka dalam hal itu,” jelas Anissa.

“Untuk nama-nama besar yang sudah lebih dulu, seperti Google, kami justru berpartnership dengan mereka. Kami tidak berkompetisi. Jadi mereka adalah kita sebutnya cloud provider. Jadi secara worldwide di dunia, Crayon sendiri kan datang dari Norwegia nih, dimana di kantor pusat kami di Norwegia itu mereka mempunyai strategic partnership dengan si cloud provider tadi. Tapi mereka sebagai penyedia layanan, mereka memiliki teknologinya, lalu di front-nya itu kita lihat ada pelanggan-pelanggan, nah diantaranya ini, dimana pelanggan bisa memanfaatkan teknologi atau layanan cloud provider di dunia ini, itu kan membutuhkan service. Service seperti cara adopsinya bagaimana sih ke cloud, kalau mau ke cloud provider-nya yang mana sih, ketika kita udah di cloud bagaimana sih kita mengelola tagihan-tagihan kita kalau ada yang tagihannya besar atau kecil atau gimana kita bisa memprediksi tagihan itu akan berapa sih kedepannya, dan lain sebagainya. Service atau layanan yang dibutuhkan seputar istilahnya migrasi atau yang tadinya infrastrukturnya ia kelola sendiri untuk pindah ke cloud ini akan sangat banyak sekali gitu. Nah service inilah yang kami berikan kepada pelanggan-pelanggan kita gitu. Kita coba bantu untuk mereka bisa akselerasi, transformasi mereka itu tadi,” lanjut Anissa.

Terhitung sebagai pendatang baru di pasar Indonesia, lanjut Anissa, kini Crayon telah memiliki lebih dari 30 klien korporat dan mengharapkan pertumbuhan pendapatan sebesar 300am dua tahun ke depan.

Saat ini banyak kalau dari pelanggan Crayon sendiri kita multiple industry, kita banyak ada di beberapa industri, dari mulai transportasi, logistic, manufacturing, financial services, dan juga indristri baik yang swasta ataupun yang public. Semuanya mereka mengadopsi cloud tapi biasanya mereka punya journey atau jalan mereka sendiri. Jadi ada yang berangkat misalnya dari infrastruktur, ke aplikasi, jadi ada tahapan-tahapannya ketika mereka ke cloud. Kalau ditanya industr seperti apa itu bisa bervariasi dari yang tradisional istilahnya atau small and medium sampai ke enterprise. Jadi semua industri, semua segmen itu bisa memanfaatkan teknologi cloud,” terang Anissa.

Menyoal inovasi ke depannya, kata Anissa, Crayon pun kini tak hanya menyediakan adopsi dan layanan cloud tetapi juga memperkuat layanan artificial intelligence (AI) di pasar Asia Tenggara. Salah satu langkah yang dilakukan Crayon adalah mendirikan AI Center of Excellence di Singapura untuk membantu dan mendukung UKM dalam perjalanan transformasi digital. 

“Jadi kami di Crayon itu memang didukung oleh kantor regional di Singapura dan kantor global kami di Norwegia, di Oslo, Crayon sendiri fokus kepada yang paling baru ini adalah inovasi seputar Artificial Intelligence (AI) dan machine learning. Khusus untuk itu, Crayon memiliki yang kita sebut sebagai Center of Excellence, jadi dibuka beberapa tempat yang dijadikan kaya pusat riset atau pusat development AI dan machine learning, AI Center of Excellent kita sebutnya, yang terbaru adalah di Singapura. Jadi udah ada di beberapa negara, yang terbaru di tahun ini di Singapura. Yang tujuannya nanti untuk melayani pelanggan-pelanggan yang ada di Asia Pasifik. Dengan adanya AI Center of Excellence itu, kami yakin akan banyak membantu makin banyak lagi perusahaan atau industri-industri di Indonesia untuk mengadopsi ke cloud dan juga bisa memanfaatkan teknologi AI dengan bantuan kami,” bebernya.

Sebagai informasi, Crayon dinobatkan sebagai leader di Gartner Magic Quadrant for Software Asset Management Managed Services. Pengakuan dalam kategori "posisi leader" ini menandakan bahwa Crayon memiliki visi yang jelas tentang arah pasar teknologi dan secara aktif membangun dan meningkatkan kompetensi dalam perangkat lunak dan analitik cloud. Hal ini menjadikan kemitraan dengan Crayon sebagai nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan Indonesia di mana pelanggan bisa fokus pada bisnis mereka dan mengejar pertumbuhan.