Menu

Keep Calm Ya Moms, Jangan Ucapkan 6 Kalimat Ini Kalau Gak Mau Psikologis Anak Rusak

28 Oktober 2021 15:05 WIB

ilustrasi seorang anak yang sedang dimarahi ibunya. (Parenting.firstcry.com/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, setiap keluarga memang punya gaya pengasuhan masing-masing. Namun perlu kamu ingat, Moms, sebaiknya pola asuh yang diterapkan dapat membangun rasa saling menghormati dan menghargai, yang tercermin dalam kata-kata yang diucapkan pada satu sama lain.

Nah, mungkin tanpa sadar kita sering melontarkan kalimat atau perkataan yang niatnya sih baik tapi ternyata itu bisa berdampak negatif pada perasaan si kecil, lho.

Oleh karena itu, penting buat kamu Moms untuk mengetahui kalimat apa saja yang berpotensi merusak psikologis anak, seperti dikutip dari laman motherandbeyond, yuk simak!

1. “Seharusnya kamu tahu...”

Nah Moms, jika kamu mengatakan hal tersebut, tanpa sadar sebenarnya Moms sedang mencoba membuat si kecil merasa bersalah dan mempermalukannya, lho. Ujung-ujungnya, ini malah bisa membuat anak bersikap defensif, yang membuatnya cenderung jadi gak mendengarkan dan juga bisa merusak kepercayaan dirinya.

Alangkah baiknya, Moms berkata, “Hmm, sepertinya kita ada masalah, nih. Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya, ya?”

Nah, kalimat ini justru membuat anak untuk bisa lebih fokus pada solusi, bukan ke masalah yang sedang dihadapi, sehingga anak berlatih bagaimana memecahkan masalah dan memperbaiki kesalahannya sendiri, Moms.

2. “Ini bukan masalah besar kok, Nak”

Apa kamu pernah mengatakan kalimat itu ke si kecil, Moms? Mulai sekarang, sebaiknya kamu jangan berkata seperti itu ya, Moms. Sebab, hal itu secara gak langsung meremehkan masalah atau situasi yang sedang dihadapi anak.

Sebaiknya, coba deh kamu mencoba memahami berbagai hal dari sudut pandang anak, Moms. Coba katakan “Kamu kelihatan takut, frustrasi, atau kecewa. Yuk, ngobrol sama Mama dan kita cari tahu bersama apa yang bisa dilakukan.”

Dengan begitu, Moms akan membantu si kecil melabeli emosinya di mana ini menjadi bagian penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan memperjelas bahwa kamu selalu ada untuknya.

3. “Mama sedih deh kalau lihat kamu…”

Si kecil kerap membuatmu kesal? Itu hal yang wajar ya, Moms. Tetapi penting untuk kamu menetapkan dan menahan batasan tanpa membuang emosi, Moms. Ingat, perasaan yang kamu rasakan adalah milikmu sendiri Moms, gak perlu membuat anak untuk merasakannya juga.

4. “Kamu tuh ya (melabeli anak)” atau “Anak mama pintar!”

Perlu diingat, Moms, melabeli anak baik atau buruk bisa berpotensi melukai hubungan orang tua dan anak karena hal ini membuat orang tua melihat anaknya berjuang dan membutuhkan bantuan.

Melabeli anak juga berpotensi membuat anak menerima dan melakukan hal yang mungkin orang tuanya anggap benar, tetapi di sisi lain sebenarnya anak juga tidak yakin dengan apa yang ia lakukan tersebut.

Jadi sebaiknya, usahakan untuk melihat dan berikan apresiasi atas upaya yang anak lakukan, bukan malah fokus pada hasil yang ia capai. Lakukan apa pun yang Moms bisa untuk menghindari memberi label baik maupun buruk pada si kecil.

5. “Kamu tuh gak pernah ya…” atau “Kamu tuh selalu…”

Ingat Moms, menurut Robbin McManne, pendiri Parenting for Connection, jika kamu mengucapkan hal tersebut ke si kecil, bisa jadi tanda bahwa kamu gak lagi ingin tahu tentang apa yang terjadi dengan anak.

Oleh sebab itu, sebaiknya kamu cari tahu kenapa si kecil berperilaku seperti itu. Buatlah diri Moms lebih terhubung dan dekat secara fisik dengan anak, sehingga kamu selalu bisa mendampinginya dan memastikan si kecil gak terganggu hal lain ketika kamu mengajarkannya melakukan sesuatu.

6. “Sini mama bantu, deh” atau “Mama aja deh yang ngerjain”

Moms mungkin geregetan saat menunggu si kecil menyelesaikan tugas sederhana tapi memakan waktu lama untuk mengerjakannya, sehingga Moms pun mengambil alih pekerjaanya. Tapi tahu gak Moms, jika kamu melakukannya, ini bisa membuatnya merasa kecil hati, frustrasi dan mengisyaratkan bahwa ia gak bisa melakukan hal sederhana tersebut.

Sebaiknya beri si kecil waktu yang ia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Atau paling enggak, jelaskan mengapa ia harus bergegas melakukan tugasnya tersebut.

Nah, semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!

Artikel Pilihan