Menu

Gak Melulu karena Lemak, Ini 4 Tanda Perut Buncit Akibat Hormonal yang Wajib Diketahui

02 Desember 2021 15:00 WIB

Wanita dengan perutnya yang buncit. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Memiliki tubuh yang ideal terutama perut yang rata adalah impian banyak orang. Oleh sebab itu, segala cara dilakukan guna mengehempaskan perut buncit, mulai dari menjaga makanan hingga rutin berolahraga.

Namun, masih banyak yang beranggapan bahwa perut buncit hanya disebabkan oleh lemak. Padahal bisa jadi perut buncit yang kamu miiliki itu disebabkan oleh hormonal lho. 

Hormon membantu mengatur beberapa fungsi dalam tubuh, termasuk metabolisme, stres, rasa lapar, dan bahkan dorongan seksual. Jika hormon Anda rusak, itu bisa mengakibatkan kekurangan hormon tertentu, dan itulah sebabnya perut buncit  menjadi lebih menonjol dari sebelumnya.

Ada beberapa kondisi terkait hormon yang dapat menyebabkan penambahan berat badan di sekitar perut. Ini termasuk tiroid yang kurang aktif, PCO, atau bahkan menopause. Ketidakseimbangan hormon lainnya bisa terjadi karena obesitas, pemicu dan racun lingkungan, stres berlebihan atau bahkan beberapa obat.

Jadi bagaimana Anda tahu jika Anda memiliki perut hormonal? Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang perlu diketahui seperti dilansir dari healthshots (2/12/2021):

1. Terus merasa lapar meski sudah makan

Apakah akhir-akhir ini Anda tak merasa kenyang setelah makan dengan benar? Nah, jika itu sering terjadi, berarti hormon seks Anda secara tidak langsung memengaruhi hormon yang mengatur metabolisme, yakni estrogen dan testosteron.

Jika kadar estrogen dalam tubuh rendah, Anda mungkin masih merasa lapar setelah makan. Ini karena pengaruh estrogen pada leptin. Semakin banyak leptin yang ada di tubuh, itu akan semakin bermasalah.

Penelitian menunjukkan bahwa testosteron juga memiliki efek terbalik pada konsentrasi leptin. Ini berarti saat kadar testosteron Anda naik, leptin menurun.

2. Stres

Setiap kali Anda stres, kelenjar adrenal melepaskan kortisol untuk membantu tubuh merespons dengan tepat. Jika Anda stres sepanjang waktu, kelenjar adrenal bahkan tak akan menyadari bahwa ia memproduksi lebih banyak kortisol yang bahkan dibutuhkan tubuh.

Faktanya, kadar kortisol yang tinggi dalam tubuh meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan bahkan gula darah. Plus, peningkatan kadar kortisol juga meningkatkan lemak perut.

3. Kenaikan berat badan yang hanya terjadi di perut

Seperti yang kita ketahui, menopause mempengaruhi hidup dalam banyak hal, ttermasuk juga mengalami kenaikan berat badan. Hal itu karena tingkat hormon dalam tubuh Anda turun.

Tingkat estrogen yang rendah dapat disebabkan oleh olahraga yang berlebihan, masalah dengan pola makan atau bahkan masalah dengan kelenjar pituitari. Ketika kadar estrogen turun, ada kemungkinan besar Anda menambah berat badan di perut, dibandingkan dengan pinggul, paha, dan bokong.

4. Menginginkan gula atau makanan manis sepanjang waktu

Jika Anda ingin makan makanan manis sepanjang waktu, maka ada kemungkinan besar tubuh  sedang berjuang melawan resistensi insulin. Dalam kasus resistensi insulin, sel-sel Anda tak dapat menyerap gula dengan baik dari aliran darah, dan itu membuat sel-sel  kekurangan karbohidrat.

Tindakan ini dapat berdampak buruk pada kadar leptin tubuh. Dengan penurunan sensitivitas terhadap insulin dan leptin, Anda tak akan dapat memahami kapan harus berhenti dan terus makan makanan manis. Ini pada akhirnya akan menambah lemak perut hormonal.