Menu

Berkaca dari Kasus Alvin Faiz-Larissa Chou, Kenali Dampak Anak Broken Home dan Cara Memahaminya Moms

23 Agustus 2021 09:15 WIB
Berkaca dari Kasus Alvin Faiz-Larissa Chou, Kenali Dampak Anak Broken Home dan Cara Memahaminya Moms

Larissa Chou dan Alvin Faiz (Instagram/alvin_411)

HerStory, Bogor —

Membahas perceraian, sepertinya tak lengkap jika tak dikaitkan dengan segelintir selebriti yang mengakhiri biduk rumah tangga mereka. Lirik saja, perceraian anak almarhum Ustaz Arifin Ilham, Alvin Faiz dan Larissa Chou, yang sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial dalam beberapa waktu ke belakang.

Namun tahukah kamu, Moms, siapa yang paling merasakan dampak perceraian orang tua?

Mereka boleh saja pisah dengan alasan tak cocok lagi, tapi tidak dengan buah hati mereka. Tapi mereka seakan lupa, bahwa dengan adanya perceraian ini, sama saja menancapkan pisau di hati buah cintanya. Tak hanya itu, saat perceraian terjadi, berbagai macam dampak dan label-label seperti anak broken home bukan nggak mungkin didapat anak. 

Terkait berbagai pengaruh yang dapat terjadi pada anak ketika orang tuanya bercerai, HerStory pun mewawancarai secara eksklusif Konselor, Jovita Trikomandito C.Ht, S.Pd, Kons, mengenai permasalahan ini. 

“Perlu diketahui, perceraian orang tua pasti berdampak psikologis bagi anak-anaknya. Pengalaman saya sebagai seorang konselor, saya melakukan pendampingan bagi anak-anak broken home. Mereka membutuhkan konselor sebagai sahabat yang bisa dipercaya dan menolongnya ketika mereka terpuruk. Dengan jadwal sesi konseling rutin, saya melihat mereka memiliki kemampuan mengontrol emosi dan mampu mengurangi gangguan perilaku buruknya,” jelas Jovita,baru-baru ini.

Menurut Jovita, anak korban broken home biasanya rentan mengalami depresi mental. Ia bisa saja mengalami kesedihan yang berlarut-larut yang berpotensi menurunkan produktivitasnya karena kehilangan motivasi dan penyemangat.

Adapun, dampak-dampak broken home pada anak yang memiliki keterkaitan satu sama lain, dikatakan Jovita, diantaranya adalah:

Gangguan Emosional

Jovita bilang, perpisahan orang tua beresiko menganggu kesehatan mental anak dan remaja karena meninggalkan luka batin yang bisa saja cukup mendalam. Terlebih pada rentang usia sekolah sampai remaja.

“Bisa saja anak menunjukkan reaksi emosional mudah stres, depresi dan gangguan kecemasan. Rasa percaya diri yang rendah hingga situasi yang terburuk, yakni keinginan bunuh diri,” tuturnya.

Gangguan Perilaku

Ketika orang tua bercerai, bukan tak mungkin, anak pun akan menunjukkan perilaku impulsive, yakni melakukan tindakan tanpa berpikir panjang terkesan tidak sopan, nakal, pemberontak, agresif bahkan membully teman.

“Atau sebaliknya menjadi pribadi yang anti sosial. Tertutup terhadap orang lain karena memiliki masalah trust issue kehilangan kepercayaan terhadap orang lain,” ujar Jovita.

Gangguan prestasi belajar

Terkait dengan gangguan emosionalnya, lanjut Jovita, anak pun mengalami kesulitan konsentrasi memahami materi pelajaran di sekolah sehingga mengakibatkan prestasi belajar menurun.

Gangguan tidur

Bukan tak mungkin, kata Jovita, seorang anak broken home juga akan mengalami gangguan tidur akibat kegelisahan dan kecemasan.

“Atau karena mimpi buruk. Jam tidur yang kurang menyebabkan gangguan kesehatan. Anak menjadi sering sakit flu, batuk pilek dsb. Bahkan mengantuk di kelas sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar,” terangnya.

Gangguan kehidupan lainnya

Bisa saja awal kehidupan perekonomian mapan sehingga segala kebutuhan terpenuhi ketika perkawinan orang tua masih utuh, namun, ketika terjadi perpisahan, anak terkena dampaknya.

“Terutama jika pihak orang tua yang mendapatkan hak asuh tidak dapat memenuhi segala keperluan anak seperti sebelumnya,” beber Jovita.

Lalu, strategi pengasuhan yang seperti apa yang dapat membantu anak menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada orang tuanya?

Jovita mengatakan, pasangan bercerai tetap punya tanggung jawab dalam membesarkan anak. Adapun, strategi yang ideal adalah menerapkan pola asuh co-parenting.

Dalam pola asuh ini, kata dia, kedua orang tua diharapkan berperan aktif dalam mengasuh anak serta terlibat dalam aktivitas kesehariannya. Strategi ini membantu memenuhi kebutuhan anak sehingga memungkinkan anak tetap dapat menjalin hubungan akrab dengan kedua orang tuanya, meski sudah berpisah.

Menurutnya, strategi ini tak mudah dilakukan terutama ketika pasangan yang telah bercerai telah memiliki pasangan masing-masing.

Adapun, kata Jovita, manfaat penerapan pola asuh co-parenting, diantaranya:

• Perasaan aman dan dicintai kedua orang tua membuat anak mudah beradaptasi dengan pola hidup baru setelah perceraian, serta bertujuan untuk membangun kepercayaan diri yang lebih baik.

• Tetap memiliki panutan yang baik dari orang tuanya, terutama dalam hal kemampuan menyelesaikan permasalahan. Secara konkrit anak dapat melihat contoh bahwa meskipun orang tua yang sudah berpisah dapat bekerja sama dengan baik, sehingga anak memiliki ketrampilan memecahkan masalah dan konflik dengan efektif.

• Anak terbiasa dengan perilaku konsisten terkait dengan penerapan peraturan, hukuman, dan penghargaan yang sama untuk anak, walau tidak lagi dalam satu rumah.

 • Dengan demikian diharapkan anak memiliki kesehatan mental dan emosional yang lebih baik. Klien-klien saya lebih banyak melakukan pola asuh parallel yakni berbagi pengasuhan anak tanpa banyak bicara satu sama lain atau memilih sebagai orang tua tunggal (single parent) ketimbang harus berkomunikasi dengan mantan pasangan untuk menghindari konflik.

“Saya percaya, diperlukan tekad dan niat baik serta kasih sayang penuh sebagai team work (kerja bareng) orang tua yang telah bercerai melakukan upaya dan strategi yang sudah dijelaskan di atas untuk meminimalisir gangguan psikologis anak,” tutup Jovita.

Nah, semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!

Baca Juga: Pernikahan Seumur Jagung, Azizah Salsha Mendadak Sentil Soal Perceraian! Ada Apa dengan Pratama Arhan?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.