Ilustrasi ibu menyusui (Tiktak.id/Edited by HerStory)
- Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
- Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih
- Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi.
- Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol.
Tak hanya itu saja, donor ASI juga sebaiknya menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV, apalagi bila akan diberikan pada bayi prematur. Sebelum didonorkan, ASI harus benar-benar bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Moms, pastikan untuk berkonsultasi pada konselor laktasi tenaga kesehatan terlatih, sebelum memutuskan memberi Si Kecil ASi dari donor.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Akurat
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.