Menu

Waduh, Ternyata Terlalu Nempel Sama Suami Malah Jadi Penyebab Perceraian Lho! Karena...

07 Januari 2022 09:40 WIB
Waduh, Ternyata Terlalu Nempel Sama Suami Malah Jadi Penyebab Perceraian Lho! Karena...

Ilustrasi keretakkan rumah tangga dengan melepaskan cincin pernikahan. (Freepik/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Setiap pasangan yang menjalin hubungan rumah tangga tentu saja ingin hubungannya langgeng dan bertahan lama. Namun, kenyataannya kadang tak jarang berakhir pahit dan harus kandas di tengah jalan.

Setiap pasangan tentu menginginkan hubungan yang langgeng. Namun pada kenyataannya, tak semua pasangan berakhir seperti yang mereka inginkan hingga akirnya bercerai.

Peneliti telah menemukan tanda dari pasangan yang kemungkinan besar akan bercerai.

Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, diikuti 168 pasangan selama 13 tahun untuk menemukan sinyal apa yang memprediksi perceraian atau tanda-tanda apa yang mengindikasikan pernikahan yang sehat dan tahan lama.

Menurut penelitian yang dilansir dari Independent UK, bukti menunjukkan pasangan yang terlalu sayang sejak awal, yang berarti mereka menunjukkan lebih dari tingkat kasih sayang yang dapat dipahami satu sama lain, lebih mungkin untuk bercerai.

"Sebagai pengantin baru, pasangan yang bercerai setelah tujuh tahun atau lebih hampir selalu penuh kasih sayang, menunjukkan sekitar sepertiga lebih banyak kasih sayang daripada pasangan yang kemudian menikah dengan bahagia," tulis para penulis.

Tetapi apakah terlalu banyak kasih sayang selalu merupakan hal yang buruk?

“Jika Anda memikirkannya, itu masuk akal. Beberapa orang terjebak dalam kegilaan suatubu hungan, maka istilah 'cinta itu buta,' dan diketahui bahwa kegilaan bukanlah keadaan yang tahan lama."

"Setelah itu hilang, kita harus melihat apa yang tersisa (perasaan cinta) pada pasangan, dan jika tak ada ikatan selain gairah, maka hubungan itu kemungkinan akan berantakan,” kata Madeleine Mason Roantree, psikolog kencan dan hubungan dan direktur PassionSmiths.

Susan Winter, pakar hubungan New York City dan penulis buku terlaris, setuju.

“Emosi yang berlebihan (dan ekspresi fisiknya) sulit dipertahankan. Jenis perilaku ini paling umum ditemukan pada periode bulan madu, yang merupakan fase singkat dari tiga hingga sembilan bulan,” kata Winter.

Winter juga mengatakan, setelah fase itu selesai, kehidupan pernikahan akan mengalami perubahan.

"Kehidupan dan tantangan hidup bisa menjadi sangat cepat. Saat itulah Anda akan melihat kepribadian sejati masing-masing pasangan muncul. Orang yang Anda pikir sudah menikah telah menghilang dan keenggakpuasan terjadi. "

Baca Juga: Meisya Siregar Bongkar Rahasia Rumah Tangga, Akui Sudah Lunas KPR di Umur 45 Tahun: Jangan Memaksa Diri Ya!

Baca Juga: Waspada Bisa Jadi Awal Mula Rumah Tangga Retak, Ini 4 Tanda Suami Hilang Gairah Seksual pada Istri, Gawat Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Azka Elfriza