Menu

Beauty Wajib Tahu! Ini 5 Jenis Benjolan Payudara yang Bukan Kanker

22 Februari 2021 15:45 WIB

Ilustrasi wanita yang memijat payudara. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bandung —

Wanita pasti merasa cemas dan takut ketika menemukan ada benjolan di daerah payudara. Tetapi jangan dulu panik dan khawatir, karena nggak semua benjolan di payudara adalah tanda dari penyakit serius seperti kanker payudara.

Dilansir dari berbagai sumber, (22/02/2021) beberapa benjolan pada payudara juga bisa berupa tumor jinak yang cenderung nggak berbahaya.

Saat melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan menemukan benjolan, perhatikan beberapa ciri benjolan pada kelainan payudara.

1. Kelainan fibrokistik

Kebanyakan benjolan pada payudara merupakan fibrosis atau kista yang merupakan perubahan abnormal pada jaringan payudara dan tidak bersifat ganas atau non kanker. Perubahan ini biasa disebut perubahan payudara fibrokistik.

Biasanya perubahan ini terdeteksi karena adanya benjolan pada payudara, rasa sakit, atau bahkan bengkak pada payudara. Keadaan dan gejala ini biasanya semakin memburuk seiring dengan dimulainya periode menstruasi.

Benjolan yang terasa di payudara mungkin lebih dari satu dan terkadang dari puting akan keluar sedikit cairan berwarna keruh. Keadaan ini cenderung umum dialami oleh wanita usia produktif dan dapat terjadi di salah satu payudara atau di kedua payudara.

2. Fibrosis

Jaringan ini hampir mirip dengan jaringan luka. Jika diraba, fibrosis pada payudara akan terasa kenyal, padat, dan keras. Kelainan ini tidak akan menyebabkan atau berkembang menjadi kanker payudara.

Penelitian terkait meningkatnya risiko kanker payudara pada mereka yang menderita kelainan fibrokistik menghasilkan kesimpulan yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa jika memiliki kelainan fibrokistik maka risiko kanker payudara di kemudian hari akan meningkat.

Namun ada juga yang menyatakan bahwa memiliki kelainan fibrokistik tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara.

3. Kista

Kista merupakan kantung yang berisi cairan. Adanya kista biasanya baru terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar atau disebut (kista makro) di mana ukurannya mencapai 2,5-5 cm.

Pada tahap ini, kamu sudah dapat merasakan adanya benjolan pada payudara. Kista cenderung membesar dan menjadi lunak ketika mendekati masa menstruasi.

Benjolan kista biasanya berbentuk bulat atau lonjong dan mudah digerakkan atau berpindah-pindah ketika disentuh, seperti menyentuh kelereng. Tetapi benjolan kista dan benjolan solid lainnya susah untuk dibedakan.

Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat apakah benjolan benar-benar kista. Sama seperti fibrosis, kista juga nggak meningkatkan risiko terhadap kanker payudara.

4. Fibroadenoma

Merupakan salah satu jenis tumor jinak yang paling sering dialami wanita. Ciri-cirinya bisa digerakkan atau berpindah-pindah tempat. Jika ditekan, benjolannya akan terasa padat atau solid, berbentuk bulat atau oval, serta kenyal.

Biasanya benjolan ini juga tidak menimbulkan rasa sakit ketika ditekan. Fibroadenoma biasa dialami oleh mereka yang berusia 20-30 tahun dan ras Afrika-Amerika cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibroadenoma di kemudian hari.

Selain itu, benjolan fibroadenoma biasanya juga cenderung memerlukan waktu lama untuk bertambah besar, tetapi bukan tidak mungkin ukurannya akan menjadi sangat besar (atau disebut dengan giant fibroadenoma).

Fibroadenoma tidak akan berkembang menjadi kanker, dan sama seperti fibrosis serta kista, penelitian terkait apakah fibroadenoma dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara di kemudian hari masih belum memberikan jawaban pasti.

5. Intraductal papilloma

Merupakan suatu tumor jinak, non kanker, yang terbentuk pada kelenjar susu. Biasanya intraductal papilloma teraba berupa satu benjolan cukup besar yang terletak dekat dengan puting, atau bisa juga berbentuk beberapa benjolan kecil yang terletak jauh dari puting.

Ukuran dari benjolan tumor ini berkisar antara 1-2 cm, bisa lebih besar atau bahkan lebih kecil tergantung dari di mana benjolan tersebut tumbuh.

Terbentuk dari kelenjar, sel fibrous, dan pembuluh darah, intraductal papilloma lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 35 sampai 55 tahun.

Jika intraductal papilloma terdiri hanya dari satu benjolan saja dan berada dekat dengan puting, kondisi ini biasanya tidak diasosiasikan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Tetapi multiple papillomas alias tumor yang lebih dari satu dan tersebar di payudara jauh dari puting, dapat membuat risiko untuk menderita kanker payudara di kemudian hari sedikit meningkat.