Ilustrasi bayi baru lahir (Pinterest/Edited by HerStory)
Saat memiliki buah hati, tentunya pandangan kita tak ingin terlepas dari buah hati kita. Orang tua akan selalu memperhatikan anaknya, mulai dari saat mereka merangkak, makan, mengambil langkah pertama atau tidur. Beberapa orang tua menganggapnya lucu dan manis ketika si kecil tidur nyenyak dengan mulut terbuka. Namun, sebenarnya hal itu bukan hal yang baik.
Bahaya tidur dengan mulut terbuka untuk anak memang masih banyak yang belum mengetahuinya. Beberapa orang tua menganggap hal tersebut sebagai hal yang sepele karena terlihat seperti biasa aja seperti kondisi pada umumnya.
Beberapa kondisi kesehatan yang serius seperti apnea tidur atau gangguan pernapasan tidur, mulut kering, hingga gigi berlubang merupakan beberapa masalah yang akan terjadi saat anak terbiasa tidur dengan mulut terbuka. Maka dari itu, sebagai orang tua pastinya kita harus waspada dan lakukan antisipasi dini.
Dilansir dari berbagai sumber, (07/04/2021), berikut 5 bahaya tidur dengan mulut terbuka untuk anak.
Kita secara alami diciptakan untuk bernapas melalui hidung kita. Ada sejumlah alasan untuk itu. Berikut adalah beberapa hal penting yang dapat dilakukan pernapasan melalui hidung bagi kesehatan kita:
Hidung kita menyaring udara yang kita hirup, membersihkannya dari racun dan partikel asing. Selain itu, udara di lorong hidung menjadi lembab.
Meskipun kadang-kadang bernapas melalui mulut adalah normal (seperti saat berbicara atau melakukan aktivitas fisik), kita dirancang untuk bernapas melalui hidung hampir sepanjang waktu
Ada banyak masalah kesehatan yang bisa membuat anak bernapas melalui mulut. Ini terdiri dari hidung tersumbat (disebabkan oleh alergi, sinusitis, atau masalah lain), peradangan, atau berbagai jenis penghalang, seperti polip, misalnya. Beberapa dari kita mengembangkan pernapasan mulut sebagai kebiasaan di masa kanak-kanak.
Bahaya tidur dengan mulut terbuka untuk anak akan dapat timbulkan apnea tidur, dan hal ini merupakan salah satu konsekuensi kesehatan yang paling serius dari kebiasaan bernapas ini.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang terjadi ketika napas seseorang tiba-tiba berhenti dan kemudian mulai kembali. Gejala apnea tidur antara lain napas berhenti mendadak saat tidur, dengkuran keras, bangun dengan mulut kering, insomnia, dan kelelahan di siang hari. Apnea tidur itu sendiri berbahaya, dan selain itu, dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti jantung, hati, dan masalah metabolisme.
Saat kita bernapas melalui mulut, aliran udara mengeringkan bibir dan seluruh mulut kita, termasuk gusi. Akibatnya, terjadi perubahan bakteri yang secara alami hidup di mulut kita, yang bisa menyebabkan kerusakan gigi dan masalah gusi.
Hal ini tentunya akan berdampak negatif pada pertumbuhan si kecil karena sejak dini mereka akan mengalami masalah kerusakan gigi dan masalah gusi yang berdampak buruk saat mereka dewasa kelak.
Kebiasaan menggunakan mulut bukan hidung untuk bernapas membawa sejumlah besar gigi dan rahang masalah. Gigi bengkok, gigitan yang buruk, maloklusi, dan senyum bergetah hanyalah beberapa di antaranya.
Kebiasaan mulut terbuka saat tidur akan melemahkan kekuatan rahang kita saat menggigit atau mengunyah makanan. Hal itu pastinya tak ingin terjadi pada buah hati Anda. Untuk itu, segeralah lakukan pencegahan sejak dini agar hal itu tak terjadi.
Menurut sebuah penelitian, pernapasan mulut dan postur lidah yang rendah membuat bagian bawah wajah menjadi lebih panjang. Ciri-ciri ini cukup menonjol pada anak-anak setelah usia 5 tahun.
Selain bagian bawah wajah yang memanjang, pernapasan mulut dapat menyebabkan apa yang disebut wajah cembung dengan dagu kecil dan dahi miring.