Menu

Jangan Keseringan! Ini Bahaya Makan Gorengan saat Buka Puasa

26 April 2021 17:00 WIB

Pedagang melayani pembeli di Pasar Takjil Ramadhan Lhokseumawe, Aceh, Jumat (16/4/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad/aww)

HerStory, Jakarta —

Ketika memikirkan menu buka puasa, pasti identik dengan gorengan. Dicocol dengan sambal, gorengan masih jadi salah satu makanan pilihan masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa. Padahal jika terus mengonsumsi gorengan selama bulan ramadan itu bisa membahayakan kesehatan lho.

Jika ada satu perubahan sederhana yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kesehatan di bulan ramadan, maka hindari makanan yang digoreng saat buka puasa. Itu adalah jenis makanan terburuk yang harus dihindari ketika buka puasa.

Sebaiknya hindari gorengan karena puasa merupakan salah satu bentuk detoksifikasi tubuh. Setelah detoksifikasi menyeluruh, yang diinginkan tubuh adalah makanan bergizi. Hal ini berguna untuk menyegarkan tubuh, sementara gorengan atau junk food malah bisa menghancurkan proses detoksifikasi yang telah dilakukan ketika puasa.

Setelah hari puasa yang panjang, makanan yang digoreng menyebabkan lebih banyak kerusakan pada tubuh. Sebagian besar makanan ini dapat menyebabkan sindrom iritasi usus besar, mulas, dan ketidaknyamanan pada bagian perut. Berikut ini beberapa bahaya yang mengintai kesehatanmu ketika rutin mengonsumsi gorengan:

1. Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Makanan yang digoreng cenderung tinggi lemak, kalori, dan sering kali banyak mengandung garam. Beberapa penelitian, termasuk yang diterbitkan pada tahun 2014, telah mengaitkan makanan yang digoreng dengan masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung.

"Makanan yang digoreng dapat memengaruhi risiko penyakit ini melalui beberapa faktor risiko utama: obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi," kata pemimpin penulis Leah Cahill, PhD, asisten profesor di Universitas Dalhousie di Kanada dilansir dari WebMd (26/4/2021).

Makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak terhidrogenasi, yang tinggi lemak trans. Tapi lemak trans kurang baik untukmu. Lemak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan peluang untuk terkena penyakit jantung.

2. Berisiko Terkena Diabetes

Beberapa penelitian menemukan bahwa makan makanan yang digoreng membuat seseorang lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Satu studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan yang digoreng lebih dari dua kali per minggu, maka ia dua kali lebih mungkin mengembangkan resistensi insulin, dibandingkan dengan kelompok yang jarang mengonsumsi gorengan.

Tak hanya itu, orang yang mengonsumsi 4-6 porsi gorengan per minggu 39 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.

Demikian pula, orang-orang yang makan gorengan tujuh kali atau lebih per minggu, 55 persen lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2, dibandingkan dengan kelompok yang makan kurang dari satu porsi per minggu.

3. Risiko Obesitas

Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang enggak digoreng. Itu berarti jika kamu sering mengonsumsi gorengan maka dapat meningkatkan asupan kalorimu secara signifikan.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dalam gorengan jadi pemicu penambahan berat badan karena dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.

4. Picu Radang Tenggorokan

Pernahkan kamu mengonsumsi banyak gorengan dan akhirnya merasa sakit tenggorokan dalam beberapa jam atau keesokan harinya? Beberapa orang akan mengatakan bahwa ini karena makanan "panas" yang kamu konsumsi.

Menurut Dr Gan, gorengan sebenarnya makanan penyebab refluks asam. Makanan ini memperburuk kondisi yang dikenal sebagai Laryngopharyngeal Reflux (LPR). LPR adalah suatu kondisi medis dimana asam lambung telah berpindah dari lambung kembali ke pipa makanan (kerongkongan) dan ke tingkat kotak suara (laring).