Menu

Hati-hati Moms! Ini 4 Dampak Buruk Membandingkan Anak

22 Mei 2021 21:00 WIB

Ibu menghadapi anak yang tantrum. (pinterest/freepik)

HerStory, Bandung —

Sebagai orang tua tak jarang kita membandingkan anak dengan saudara kandungnya sendiri atau dengan anak lain. Tapi tahukah Moms, sering membanding-bandingkan anak ternyata berakibat negatif dan mempengaruhi psikologi anak sampai dewasa. 

Sebelum terlambat, Moms perlu tahu, apa saja efek negatif jika suka membanding-bandingkan anak.

Dikutip dari berbagai sumber, (22/05/2021) berikut adalah dampak buruk membandingkan anak dengan orang lain.

Menurunkan Kepercayaan Diri Anak

Ketika dibanding-bandingkan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah minder atau tak percaya diri. Ia akan merasa dirinya tak lebih baik dari orang lain. 

Ada kemungkinan anak akan menarik diri dari pergaulan karena merasa tak percaya diri, sulit beradaptasi, sulit berteman dan bergaul, dan dapat menjadi sasaran bully oleh temannya.

Untuk kasus terberat, dia bisa saja membenci dirinya sendiri, sulit menemukan potensi di dalam dirinya, sulit berkembang, dan ini tentu dapat mempengaruhi masa depannya.

Anak Jadi Mudah Stres

Karena ingin menjadi seperti orang yang dibandingkan dengannya, anak bukannya fokus pada keahliannya, tapi malah fokus pada bagaimana agar ia bisa seperti anak lain. Ketika kemampuannya kurang dari yang lain, anak bisa jadi malah stres dan kepikiran. Hal ini akan membuat anak cenderung memiliki sifat kompetitif yang tidak sehat.

Ikatan dengan Orang Tua menjadi Buruk

Ketika orang tua membandingkan anak dengan orang lain, anak akan merasa orangtuanya tidak berada di pihaknya. Lebih buruk lagi, anak mungkin merasa orangtua tak menerima dirinya apa adanya. Ini akan berdampak pada anak yang merasa tidak diterima dan merasa tidak lagi dekat dengan orang tuanya.

Menumbuhkan Sifat iri, Benci, dan Apatis

Anak yang terbiasa dibandingkan-bandingkan akan mulai membenci orang yang dibandingkan dengannya. Mereka juga akan menjadi mudah cemburu karena anak lain lebih diistimewakan dari dirinya. Selain itu, karena anak merasa bukan dirinya yang jadi pusat perhatian, anak akan mulai berhenti peduli pada sekitarnya.

Artikel Pilihan