Menu

Catet Moms! Lakukan Ini ya Biar Kesehatan Mental Anak Terjaga saat Pandemi

13 Agustus 2021 16:45 WIB

Ilustrasi anak sedang mengalami tantrum. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bogor —

Tahukah kamu, Moms, masalah kesehatan mental gak hanya bisa dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Terlebih, di masa pandemi Covid-19 ini yang membuat berbagai aktivitas bermain anak-anak bersama teman-temannya menjadi sangat terbatas.

Tak hanya itu, beban belajar daring juga berpotensi menurunkan motivasi anak untuk belajar, lho Mom. Nah, jika dibiarkan hal ini dapat berbahaya khususnya anak-anak yang seharusnya selalu merasa ceria.

Lantas, apa saja sih yang bisa mempengaruhi kesehatan mental pada anak?

Menurut Psikolog sekaligus CEO Analisa Personality Development Center (APDC), Analisa Widyaningrum, tak bisa dipungkiri memang, pandemi mengubah banyak tatanan sosial, bukan hanya pada aspek kesehatan, tetapi juga aspek sosial, tak terkecuali ke anak-anak.

“Kerentanan kesehatan mental itu bisa dirasakan semuanya. Gak cuma orang dewasa aja. Tapi juga ke anak-anak. Yang bikin gak siap adalah karena ada perubahan yang signifikan dan tiba-tiba. Dan menurut saya ini jadi satu tantangan ekstra bagi orang tua dalam membimbing anaknya,” tutur Analisa, menjawab pertanyaan HerStory, di acara ‘Mengelola Kesehatan Mental saat Pandemi’ yang diadakan Dompet Dhuafa, Jumat (13/8/2021).

Analisa menuturkan, situasi pandemi juga bisa berdampak pada munculnya stres pada anak. Stres tersebut bisa dilihat dari perubahan fisiologis. Beberapa tandanya, misalnya, anak jadi tak bersemangat atau emosinya jadi tak stabil.

“Untuk anak yang aktif bisa berubah, dilihat dari perilaku dia. Beberapa anak ada yang menolak bermain, lalu ada yang mengalami perubahan perilaku. Pola makan dan pola tidur terbalik, misalnya yang asalnya tidurnya lama malah jadi sebentar. Atau biasanya makannya cepet, malah jadi lama. Kemudian, dorongan belajar si anak menurun. Nah, karenanya kita sebagai orang tua harus bisa me-manage ekspetasi kita sendiri ke anak. Kalau anak udah jenuh belajar online misalnya, yang perlu dilakukan orang tua adalah harus berempati dulu ke anaknya. Ekspresikan empati kita ke anak. Kita harus memaklumi dia. Kalau orang tua juga mempersulit si anak, itu malah bisa jadi pressure juga ke anak,” imbuhnya.

Analisa pun mengimbau para orang tua untuk menciptakan suasana rumah yang nyaman dan positif sehingga bisa menjaga kesehatan mental si anak.

Meski kegiatan berkurang selama pandemi, kata dia, para orang tua harus tetap memastikan untuk menjaga rutinitas anak selama di rumah. Cari cara agar anak memiliki aktivitas di rumah yang membuat mereka tetap ceria dan bersemangat.

“Caranya, kita bisa kasih selingan hiburan di sela-sela kegiatan online mereka. Bisa juga kasih mereka waktu untuk nge-game, misalnya. Yang penting, aktivitas itu bisa membuat otak mereka aktif. Orang tua juga bisa menjadwalkan olah raga bersama di rumah secara rutin untuk menjaga kesehatan. Biar nanti pandemi selesai, dengan didukung oleh orang tua yang kreatif, maka secara emosi si anak bisa siap menghadapi kondisi di real life,” saran Analisa.

Lebih lanjut, Analisa mengingatkan para orang tua agar bisa menjadi role model yang baik untuk si anak.

“Yang lebih penting dari semuanya sebenarnya ya kesehatan mental orang tuanya sendri juga harus terjaga sih. Karena orang tua itu role model anak. Kalau orang tuanya sendiri stres, ya itu akan berdampak juga ke anak. Untuk itu, sebaiknya para orang tua juga bisa meluangkan waktu misalnya untuk me time, bisa meditasi dulu sebentar di saat mendampingi anak belalar online. tu banyak yang gak sadar. Intinya dari orang tuanya dulu harus sehat mental,” pesan Analisa.

Nah, Moms, itulah beberapa hal yang harus diterapkan agar kesehatan fisik dan mental anak tetap terjaga. Semoga bermanfaat, ya!