Menu

8 Risiko yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Induksi Kehamilan

16 Agustus 2021 13:30 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil (Freepik/Cookie_Studio)

HerStory, Sukabumi —

Setiap ibu hamil tentunya menginginkan persalinan normal dan lancar tanpa hambatan. Kendati begitu, Tuhan selalu memiliki rencana terbaik bagi ibu dan janin. Salah satunya, menggunakan induksi agar persalinan dapat berjalan lancar. 

Induksi merupakan pemberian obat untuk merangsang agar ibu dapat segera siap untuk melahirkan. 

Sebelum melakukan proses induksi, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk selanjutnya memberikan obat induksi yang tepat akan kesiapan ibu dan janin. 

Meski begitu, kita tetap harus memperhatikan risiko yang akan terjadi karena induksi. Berikut ini 8 risiko yang harus diperhatikan saat melakukan induksi persalinan melansir dari laman hellosehat.com (16/8/2021)

1. Denyut Jantung Bayi Rendah

Lantaran efek kontraksi yang didapat terlalu hebat dan sering dapat memicu bayi mengalami denyut jantung yang rendah karena pasokan oksigen ke bayi berkurang. 

2. Rahim Robek

Meski jarang terjadi bukan berarti risiko ini tak dapat terjadi, bukan? Rahim robek biasanya diakibatkan karena reaksi obat progtaglandin dan oksitosin yang digunakan. Untuk menghindari risiko yang berbahaya, disini dokter akan mengambil tindakan operasi caesar.

3. Tali Pusar yang Mendahului Proses Lahir

Kondisi ini disebut bahaya prolaps tali pusat yang akan mengakibatkan tali pusar lebih dulu keluar dibandingkan janin. Kondisi ini akan membuat pasokan oksigen pada janin terganggu. 

4. Pendarahan

Meski dapat melakukan persalinan secara lancar, proses induksi juga dapat memicu risiko sang ibu yang mengalami pendarahan karena otot rahim yang mengalami kontraksi buruk. 

5. Timbulnya Infeksi

Proses induksi tentunya dapat memicu terjadinya infeksi yang akan dialami ibu atau janin meningkat. Terlebih jika kondisi ketuban yang sudah pecah membuat janin kehilangan perlindungan diri yang membuat infeksi lebih mudah masuk. 

6. Kesehatan pada Bayi

Biasanya proses induksi dilakukan lebih awal dari tanggal perkiraan hari lahir. Hal ini membuat organ pada bayi yang belum siap menjadi terganggu dan berdampak pada kesehatannya. Salah satunya memicu risiko bilirubin yang mengakibatkan bayi mengalami penyakit kuning. 

Tapi, Moms tak perlu khawatir karena kondisi ini dapat diobati sampai sembuh.

7. Risiko Caesar Meningkat

Ibu hamil yang memiliki harapan penuh untuk melakukan persalinan normal kiranya harus menyiapkan diri bilamana terjadi proses induksi. Jika ibu hamil tak dapat melewati masa induksi yang dapat membuat ketuban pecah, jalan satu-satunya adalah mengambil tindakan caesar. Bukan serta merta karena ketuban yang tak kunjung pecah, tindakan caesar perlu dilakukan jika bayi berada pada posisi yang tak memungkinkan untuk persalinan normal. 

8. Kegagalan Induksi

Proses induksi yang gagal terjadi karena rahim yang tak cukup membuka yang membawa ibu mau tak mau harus melakukan operasi caesar. 

Sejatinya, baik itu persalinan normal atau caesar semua ibu merupakan wanita hebat. Tindakan yang diambil tentunya demi keselamatan ibu dan bayi. 

Semoga bermanfaat, ya!