Menu

Jangan Takut Moms! Ini Tips dari Ahli Periksakan Gigi Anak Tetap Aman di Tengah Pandemi

24 Agustus 2021 11:20 WIB

Ilustrasi anak memeriksakan gigi ke dokter (dentalclinics.llu.edu/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Di masa pandemi  Covid-19 ini, sebagian orang tua pasti khawatir untuk berobat ke dokter, termasuk ke dokter gigi. Sebabnya, mulut termasuk bagian tubuh yang bisa menularkan Covid-19.

Tapi kini, Moms gak perlu khawatir lagi, karena Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) sendiri telah mengeluarkan panduan melakukan praktik tindakan gigi di masa pandemi seperti saat ini. Dengan begitu, masyarakat, terlebih orang tua, diharapkan tidak merasa takut lagi untuk pergi ke dokter gigi.

Terkait hal itu, Dokter Gigi dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut Yarsi, drg. Muhamad Zakki, Sp.KGA, pun memberikan tips aman memeriksakan gigi anak di tengah pandemi Covid-19.

Kata pria yang akrab disapa drg Zakki ini, langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua yaitu mencari memilih klinik atau Rumah Sakit (RS) yang protokol kesehatannya teruji. Orang tua disarankan memilih RS yang punya ruangan tekanan negatif dan memastikan dokter yang berpraktik menggunakan alat pelindung diri (APD) level 3 yang lengkap.

“Ini memang kekhawatiran semua orang di masa pandemi ini. Takut terpapar atau tertular dari Covid-19. Jadi yang harus dilakukan orng tua diantaranya adalah mencari klinik atau RS yang protokol kesehatannya teruji. Cari RS yang punya ruangan tekanan negatif, kemudian cari juga dokternya yang pakai APD level 3, sterilisasi alatnya juga harus terjamin, kemudian carilah RS atau klik yang selalu mendesinfeksi ruangan sebelum dan sesuah perawatan. Itu yang harus jadi perhatian,” tutur drg Zakki, saat acara IG Live ‘Menjaga Kesehatan Gigi Anak di Rumah Selama Pandemi’, sebagaimana dipantau HerStory, Senin (23/8/2021).

“Ruangan tekanan negatif ini memang gak semua RS menyediakan, jadi itu adalah salah satu hal yang menjadi pilihan buat orang tua. Jadi, sangat meminimalisir paparan dari si virus Covid-19 itu tadi,” lanjut drg Zakki.

Selanjutnya, kata drg Zakki, orang tua pun sebaiknya mengusahakan mencari RS atau klinik yang menerapkan sistem appointment yang lebih ketat lagi. Dalam artian, pasien itu tak perlu lama-lama menunggu di RS.

“Kemudian cari juga RS atau klinik yang menerapkan appointment yang lebih ketat lagi. Sehingga pasien itu tak harus menunggu lama-lama di RS. Dia bisa nunggu di mobil, nah pas dipanggil sesuai dengan jadwal, dia bisa langsung masuk ruangan dokternya. Jadi benar-benar dikontrol, jangan sampai berkontak dengan orang lain, sehingga hal itu bisa meminimalisir paparan virus Covid-19,” terang drg Zakki.

Lantas, kondisi darurat yang seperti apa yang dianjurkan untuk mendatangi dokter gigi anak? Dikatakan drg Zakki, kondisi darurat tersebut antara lain anak mengalami nyeri yang tak tertahankan, gusi bengkak akibat infeksi, pendarahan yang tidak terkontrol, dan trauma pada gigi akibat kecelakaan.

“Jadi menurut anjuran IDAI itu ada 4 kondisi yang membuat si anak wajib dibawa ke dokter gigi. Pertama jika anak mengalami kasus yang sangat hebat pada giginya. Kedua, bengkak baik pipi atau gusinya. Kemudian kasus giginya patah akibat kecelakaan, karena biasanya mereka loncat sana sini bisa jadi resiko trauma pada giginya itu besar sekali. Kalau patah harus segera dibawa juga ke dokter gigi. Karena biasanya patah itu bisa menyebabkan pendarahan juga pada gusinya,” terang drg Zakki.

drg Zakki menyampaikan, sebagai alternatif orang tua yang ingin melakukan pemeriksaan gigi anaknya namun tidak dalam kondisi darurat, maka bisa memanfaatkan layanan teledental medicine atau teledentistry, yakni konsultasi online kesehatan gigi dan mulut yang disediakan masing-masing fasilitas kesehatan (faskes).

Layanan ini dilakukan oleh dokter dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendiagnosis, mengobati, mencegah dan mengevaluasi kesehatan pasien dengan tetap memperhatikan kompetensi dan kewenangannya.

“Layanan teledentistry pada dasarnya tidak jauh beda dengan layanan kontak langsung. Awalnya, pasien juga akan dipersilakan untuk melakukan reservasi dan pemilihan dokter sesuai kebutuhan dan jadwal. Jadi, orang tua bisa lebih dulu konsultasi, menanyakan keluhannya seperti apa. Usia berapa, BB berapa, keluhan gigi seperti apa, ada lubang gak, sakit dari kapan, dari situ kita bisa lakukan analisis lalu kita lakukan diagnosis awal, Lalu apa kita bisa dibantu obat-obatan antinyeri, atau kalau gak bias kita bisa arahkan untuk mendatangi RS atau klinik,” tuntas drg Zakki.

Nah, jangan takut lagi periksakan gigi anak ya, Moms! Semoga tips dari dokternya berguna, ya..