Menu

Festival Foodpreneur Bersinar Dorong Pelaku UMKM Wanita Naik Kelas

17 September 2021 14:25 WIB

Acara konferensi pers secara virtual bertajuk ‘Sunlight x Tokopedia Festival Foodpreneur Bersinar’, Jumat (17/9/2021). (Riana/HerStory)

HerStory, Bogor —

Wanita Indonesia berpotensi besar untuk menciptakan hidup yang lebih bersinar, termasuk melalui kegemaran memasak. Namun seringkali hal tersebut terkendala, baik karena lingkungan maupun diri sendiri.

Karenanya, Sunlight pun mendukung para wanita mengeksplorasi kekuatannya melalui rangkaian edukasi dan inspirasi, seperti rekrutmen pengusaha makanan, kelas pengembangan bisnis, hingga menggelar Festival Foodpreneur Bersinar

Adapun, upaya ini melibatkan sejumlah pihak strategis baik pihak swasta seperti Tokopedia dan Amartha, maupun instansi pemerintah seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Anggya Kumala, selaku Head of Dishwash Category Unilever, menuturkan, wanita Indonesia memiliki keinginan dan potensi untuk mengaktualisasikan dirinya, salah satunya dengan memiliki bisnis sendiri. Dalam hal ini, bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang diminati oleh wanita. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, lebih dari 60 persen atau sekitar 37 juta UMKM Indonesia dimiliki dan dikelola oleh manita, dimana kurang lebih 10 juta UMKM bergerak di bisnis kuliner.

“Selama 30 tahun menjadi market leader, Sunlight telah berhasil mendukung wanita Indonesia untuk selalu bisa lebih. Untuk memberikan dampak yang lebih besar dan menginspirasi lebih banyak perempuan, Sunlight berkolaborasi dengan Tokopedia untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan para UMKM wanita di bidang kuliner melalui Festival Foodpreneur Bersinar. Kegiatan yang juga didukung oleh Amartha ini merupakan perwujudan komitmen Sunlight dalam mendukung dan menginspirasi perempuan Indonesia menjadi pengusaha kuliner sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi diri dan mendukung ekonomi keluarga,” tutur Anggya, saat acara konferensi pers secara virtual bertajuk ‘Sunlight x Tokopedia Festival Foodpreneur Bersinar’, sebagaimana dipantau HerStory, Jumat (17/9/2021).

Anggya pun menjelaskan bahwa tahun ini bukan kali pertama Sunlight mendukung perempuan Indonesia untuk bisa lebih berdaya melalui usaha kuliner. Pada tahun ini, Sunlight akan memotivasi 2 juta wanita Indonesia untuk mengembangkan kemampuannya menjadi pengusaha makanan melalui beargam inspirasinya dan mengedukasi 25.000 pengusaha makanan wanita.

“Sunlight berkomitmen untuk menjangkau 5 juta perempuan hingga tahun 2022 melalui kegiatan edukatif yang mendorong potensi mereka menjadi pengusaha kuliner, dan program Festival Foodpreneur Bersinar ini merupakan wujud nyata dari komitmen Sunlight serta merupakan kelanjutan dari serangkaian upaya pemberdayaan perempuan yang telah secara konsisten dilakukan Sunlight sejak lama,” jelasnya.

“Kolaborasi lintas sektor merupakan kunci penting dalam mendorong pemberdayaan perempuan di Indonesia. Kami berharap program Festival Foodpreneur Bersinar ini bisa menginspirasi dan membuka lebih banyak peluang bagi para perempuan Indonesia untuk selalu bisa lebih dalam mengoptimalisasi potensi diri,” tutup Anggy.

Di kesempatan yang sama, Plt Deputi Menteri KPPPA Bidang Partisipasi Masyarakat dari Kementerian PPPA, Indra Gunawan, pun mengapresiasi kegiatan yang digagas Sunlight bersama dengan Tokopedia dan Amartha ini. 

Menurutnya, dalam menghadapi tantangan khususnya di masa pandemi saat ini memang diperlukan upaya kemitraan bersama dengan dunia usaha untuk membantu wanita pelaku ekonomi melalui berbagai hal.

Dengan mengusung tema 'Recover Together, Stronger Together’, Indra pun berharap, adanya peran dari berbagai dunia usaha agar dapat ikut serta dalam mendampingi usaha-usaha kecil yang sedang berusaha bangkit dari pandemi agar dapat terlibat dan bersinergi untuk membantu pemulihan ekonomi secara nasional.

“Kami mengapresiasi yang sangat tinggi acara kolaborasi ini, tentunya acara ini diharapkan akan semakin berkembang dan diikuti oleh dunia usaha lain untuk memajukan wanita Indonesia. Jika berbicara usaha kecil, termasuk usaha kuliner, banyak wanita-wanita Indonesia yang berperan di sana. Ini pun jadi perhatian kami untuk mendorong mereka agar lebih maju lagi dan memberikan kontribusi yang banyak pada negara ini. Harapannya, semoga kegiatan ini bisa terus diperkuat, terus dikembangkan, dan akan diikuti oleh banyak pihak lagi, agar wanita Indonesia bisa berdaya,” papar Indra.

Kemudian, Head of Category Development Tokopedia, Pranidhana Mahardhika, pun mengatakan, kolaborasi antara Tokopedia dengan Sunlight melalui program Festival Foodpreneur Bersinar sejalan dengan komitmen kami untuk mengakselerasi adopsi platform digital bagi sebanyak-banyaknya pegiat usaha, termasuk perempuan pegiat UMKM lokal dari industri kuliner, terutama di tengah pandemi.

Kata dia, Tokopedia selalu percaya bahwa penjual yang memiliki kanal digital dinilai lebih tangguh menghadapi pandemi karena mereka terbukti berhasil mempertahankan kelangsungan bisnis dan memastikan lapangan pekerjaan tetap terjaga,” tambahnya.

"Kami juga berharap, semakin banyak pihak yang memiliki semangat yang sama dalam membantu UMKM lokal untuk bangkit bersama dan terus berkontribusi memulihkan ekonomi Indonesia yang saat ini terdampak pandemi. Terbukti, sektor kuliner merupakan salah satu sektor yang terus digemari masyarakat bahkan di tengah pandemi. Tokopedia sendiri mencatat jumlah transaksi lewat Tokopedia Nyam meningkat lebih dari 5 kali lipat selama kuartal II/2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya," imbuhnya.

Chief Risk and Sustainibility Officer Amartha, Aria Widyanto, juga menuturkan bahwa kendala yang kerap menghampiri pelaku usaha kuliner wanita sulit berkembang diantaranya adalah sulitnya akses permodalan dan kurangnya literasi digital.

Oleh karena itu, kata dia, Amartha pun tak hanya melakukan penyaluran modal usaha, tetap juga memberikan pendampingan serta edukasi literasi keuangan dan digital yang rutin di seluruh wilayah cakupan Amartha.

“Kenapa usaha kuliner wanita sulit berkembang. Salah satu faktor yang pernah kami riset ya terkait dengan kendala bagi para pengusaha mikro terutama kuliner adalah akses permodalan. Makanya Amartha fokus di sini dan memberikan akses permodalan yang mudah dan terjangkau bagi mereka. Kami yang mendatangi mereka, setelah dapat pembiayaan pun kami tetap damping terus menerus sampai 50 minggu atau bahkan 1 tahun. Ini menjadi salahsatu solusi bahwa akses permodalan ini bisa dibantu atau difasilitasi oleh Amartha. Tidak hanya dari sisi permodalannya saja, tapi juga kami melakukan pemdampingan langsung. Bagaimana kita ajarkan mereka tentang literasi keuangan, bagaimana pengembangan bisnis untuk menjadi seorang pengusaha mikro yang baik, nah itu yang kami lakukan dalam program pendampingan ini,” papar Aria.

Tak hanya itu, kata Aria, di era digital ini pun salah satu faktor lagi yang jadi kendala adalah terkait dengan literasi. Menurutnya, ketika seorang pengusaha kuliner memiliki masakan yang enak tetapi hanya dikenal di satu daerah saja, tentunya itu akan menjadi pembatas tersendiri terkait akses pasar.

“Dengan kita memberikan pelatihan, dengan bekerja sama dengan Sunlight dan Tokopedia seperti ini, mereka bisa berjualan online. Misalnya, pengemasannya dibantu lebih baik, branding dan packagingnya lebih diperbaiki, agar bisa dijual di platform online seperti Tokopedia. Nah ini tentunya akan menambah akses pasar, yang tentunya secara langsung akan berdampak pada ekonomi mereka,” tandasnya.

Artikel Pilihan