Menu

Kaitan Erat Hipertensi dan Diabetes, Waspada Masalah Kesehatan yang Mengancam Nyawa!

24 September 2021 08:45 WIB

Diabetes. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dikaitkan dengan diabetes (tipe 1, tipe 2 dan kehamilan) karena kerap kali terjadi secara bersamaan dengan kondisi kronis ini.

Sejumlah besar penelitian mengatakan bahwa hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama diabetes, yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal jantung, stroke, dan kondisi kardiovaskular lainnya. Inilah alasan mengapa sejumlah besar kematian akibat penyakit jantung terjadi di antara penderita diabetes.

Hubungan Antara Hipertensi Dan Diabetes

Dilansir dari Boldsky (24/9/2021) sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PMC dengan judul "The Comorbidities of Diabetes and Hypertension" telah menunjukkan bahwa sekitar 75 persen orang dewasa dengan diabetes memiliki tekanan darah tinggi, sementara mayoritas orang dengan hipertensi saja menunjukkan gejala resistensi insulin.

Hipertensi dan diabetes adalah dua kondisi kronis dan metabolik yang sering saling terkait. Dua kondisi ini berbagi faktor risiko umum seperti etnis, ras dan gaya hidup, dan komplikasinya (baik makrovaskular dan mikrovaskular) juga tumpang tindih dengan mekanisme umum.

Komplikasi makrovaskular meliputi stroke, gagal jantung, dan penyakit jantung perifer, sedangkan komplikasi mikrovaskular meliputi neuropati, nefropati, dan retinopati.

Bisakah Hipertensi Menyebabkan Diabetes?

Banyak penelitian mendukung bukti bahwa diabetes dapat menyebabkan kondisi jantung seperti hipertensi, tetapi penelitian terkait sebaliknya cukup terbatas. Ini karena hipertensi saja tak dapat menyebabkan diabetes.

Tetapi alasan yang memicu hipertensi pada orang, dapat meningkatkan risiko diabetes pada beberapa orang. Alasannya bisa karena usia, obesitas, peradangan, stres oksidatif, resistensi insulin.

Studi lain menyebutkan bahwa hanya 50 persen penderita hipertensi yang tekanan darahnya tak terkendali, sedangkan sisanya 50 persen kondisinya terkontrol. Oleh karena itu, kejadian hipertensi pada 50 persen pertama diperkirakan meningkat karena faktor-faktor tersebut di atas.