Menu

Geger! Makan Cokelat Setelah Mi Instan Bisa Menyebabkan Kematian?

06 Oktober 2021 22:15 WIB

Coklat batang (Unsplash/@tamasp)

HerStory, Sukabumi —

Beberapa waktu lalu sempat geger sebuah pesan berantai yang berisikan tentang bahaya makan coklat setelah mengonsumi mi instan. 

Tentunya hal ini membuat masyarakat merasa cemas dan khawatir untuk mengonsumsi makanan instan tersebut karena murah dan mudah didapatkan beserta kenikmatan akan varian rasa yang beraneka ragam. 

Bahkan yang membuat pesan berantai ini seakan meyakinkan ialah dengan menyematkan nama guru besar Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Rokhim Dahuri beserta hastag Kemenkes. 

Pada pesan berantai tersebut disebutkan pemicu terjadinya kematian mengonsumsi coklat setelah makan mi instan dikarenakan adanya reaksi kimia. 

Diduga mi instan yang mengandung Arsenic Pentoxide (As205) berubah menjadi Arsenic Trioxide (As203) yang sangat beracun sehingga dapat menyebabkan kematian.

Mendengar kabar bohong tersebut yang terus digoreng membuat Kementerian Kesehatan turun tangan untuk menepis berita tersebut dan meminta masyarakat untuk tak mudah termakan oleh hoaks. 

"Makan Mie+Coklat bersamaan memicu keracunan krg tepat. Mie instan yg beredar sdh teruji aman dan tdk mengandung arsenik," ungkap pihak Kemenkes melalui cuitan Twitter menanggapi salah satu pertanyaan dari pengikutnya, dikutip pada Rabu (6/10/2021)

Selaras dengan yang disampaikan oleh dr. Sandy Aditya Pradana melalui laman sehatq.com, ia meluruskan jika mi instan dan coklat selagi tak terkontaminasi oleh kuman dan racun bisa jadi menimbulkan reaksi keracunan. 

"Sejauh ini tidak ada penelitian yang menunjukan efek racun antara Pencampuran mie dan coklat, yang jelas mie terbuat dari tepung yang kandungan utamanya adalah karbohidrat yang mana tersusun oleh glukosa dan coklat pun kandungan utama nya adalah glukosa," jelas dr. Sandy. 

Ia pun menambahkan bahwasannya mengonsumsi mi instan dan coklat secara bersamaan tak akan menimbulkan reaksi yang membahayakan. 

Meski begitu sebaiknya mengonsumsi keduanya tak terlalu sering karena sama-sama mengandung glukosa yang tinggi lantaran dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.