Menu

ParenThink: Mengulik Pola Asuh Anak Ala Mona Ratuliu, Worth it Ditiru Nih Moms!

05 November 2021 13:35 WIB

Mona Ratuliu dan keluarga (Instagram/monaratuliu)

HerStory, Bogor —

Celebrity Moms sekaligus aktris dan founder ParenThink, Mona Ratuliu, menurutkan, sebagai orang tua, kita dituntut untuk terus belajar mencari jawaban terhadap perkembangan dan kebutuhan anak sebagai pola asuh yang tepat demi keoptimalan tumbuh kembangnya. Tanpa segan, istri Indra Brasco ini pun mengaku pernah frustrasi imbas mengasuh anak pertamanya kala itu. Namun, dia akhirnya sadar bahwa menjadi orangtua itu harus kaya ilmu.

Saat punya anak pertama itu jujur aku frustasi banget saat mengasuhnya, terlebih saat melihat anak tantrum ya, karena aku gak tahu mesti apa dan gak ngerti kenapa anakku tantrum. Tapi setelah cari tahu ilmunya bahwa tantrum itu bagian dari tumbuh kembang anak, ketika aku tahu itu jadi lebih mudah memahami anak-anak sih. Karena anak tantrum itu dia gak bisa ngungkapin maunya apa, komunikasinya msih terbatas, sementara orang tua juga gak ngerti kan. Kedua, anak tantrum itu karena dia belum bisa mengelola emosinya dengan baik. Jadi ya memang karena proses, selama dia gak bisa mengelola emosi dengan baik biasaya tantrum. Dari situ, ke anak ke-2 sampai yang terakhir aku bisa sabar dan lebih memahami anak jadi lebih nyari solusi sih. kalau dulu, anak tantrum eh ibunya juga ikut tantrum karena bingung harus gimana,” beber Mona, saat sesi webinar ‘Worry Less Parenting: Tumbuh Kembang Si Kecil Optimal, dengan Pola Asuh Yang Nyaman bersama Baby Happy', sebagaimana dipantau HerStory, Kamis (4/11/2021).

Mona juga bilang, menjadi orang tua gak bisa cuma bilang ‘jalanin aja lah’ karena semakin anak bertambah usia maka makin banyak tantangan dan permasalahannya. Karena itu, kata dia, sebagai orang tua, kita harus terus belajar baik dari ahlinya, dari buku, webinar, maupun saling mengobrol dengan sesama orang tua. Tujuannya, agar bisa memberikan asuh, asih dan asah yang merupakan kebutuhan dasar anak dengan tepat.

“Dalam mengasuh dan mendidik anak kuncinya menurutku ada 3. Yang pertama, yang paling susuah itu adalah sabar. Karena bagaimana pun ngasuh anak itu kan betul-betul dari lahir sampai dewasa, jadi stok sabarnya mesti banyak nih. Kedua, konsisten, jadi pola asuh yang mau diterapkan, kunciannya harus konsisten agar anak lebih mudah untuk paham, lebih mudah untuk beradaptasi, dan lebih mudah juga dijalankan. Dan ketiga, harus mau cari informasi terus karena tiap anak dan umur anak itu tantangannya berbeda. Kita perlu upgrade diri terus seumur hidup karena kan jadi orang tua itu dijalaninya seumur hidup,” jelas Mona.

Nah, dari pengalamannya mengasuh dan mendidik anak, Mona pun akhirnya sukses merilis buku ParenThink. Adapun, buku ini berisikan pengalaman pola asuh pribadi yang dilakukan Mona kepada anak-anaknya. Ia membagi pengalamannya ini dengan tujuan agar masyarakat juga belajar menjadi orang tua cerdas.

Mona mengaku, ia belajar pola asuh dari berbagai sumber. Mulai internet, baca buku, ikut seminar sampai akhirnya membuat seminar sendiri karena minimnya seminar parenting. Ia juga mengungkapkan sebenarnya dia sudah mulai berbagi dengan para orang tua lainnya di situs pribadinya. Dia juga sering menulis tentang pola asuh saat siaran di radio Kosmpolitan. Sedikit-sedikit kemudian dikumpulkan akhirnya jadi buku.

“Jujur, saya bikin ParenThink karena saya pernah merasa gagal jadi orang tua saat punya anak pertama. Anak saya waktu umur 6 tahun pernah bilang “aku gak suka punya ibu kayak bunda”. Saya patah hati banget, karena saya merasa udah ngasi yang terbaik buat dia, tapi kok jadi begini ya. Nah meski kejadian itu gak mengenakkan hati, tapi dari situ saya akhirnya semangat untuk belajar. Jadi mau tahu pola asuh itu apa sih, jadi orang tua yang baik itu gimana sih. Cuma masalahnya saat itu untuk cari informasi gak segampang sekarang. Saya dulu bikin seminar sendiri tentang ini, nulis di web, sharing informasi di milis. Hingga akhirnya bikin ParenThink ini. Jadi filosofinya ini kan orang tua yang berpikir, orang tua yang mau belajar, mau nyari solusi tentang permasalahan yang terjadi sama anaknya, kurang lebih seperti itu,” terang Mona.

“Tapi, jika orang tua mau belajar, yang pertama itu kita sebagai orang tua harus bisa mengelola stress dulu. Kalau udah tenang, biasanya kita bisa berpikir. Kalau stressnya masih mbulet kita bisa gampang emosi, baik itu ke anak, ke suami, ke orang lain, ke diri sendiri juga kesel, jadi kitanya gak mulai-mulai cari solusi. Akhirnya kita tenggelam dengan stress kita, dengan frustrasi kita, dengan amarah-amarah,” sambung Mona.

Lebih lanjut, Mona pun memaparkan beberapa tips jitu yang bisa dilakukan baik Moms and Dads untuk mengelola stress dalam memberikan pengasuhan, dimulai dengan sebaiknya membangun komunikasi yang baik dan terbuka dengan anak dan pasangan.

“Cara untuk mengelola stress pertama adalah kita harus bangun komunikasi yang positif dulu nih dengan anak dan pasangan. Seorang Moms akan sangat bisa mengurangi stresnya kalau berhasil komunikasi dengan pasangan untuk sama-sama mengasuh dan mendidik anak-anak, jadi bebannya juga semakin berkurang. Para Dads juga harus berkontribusi ya untuk mengasuh dan mendidik anak-anak. Kalau begini, stress ibu juga akan drop atau akan semakin sedikit,” tuturnya.

Sementara, untuk orang tua yang masih produktif bekerja, lanjut Mona, upayakan untuk gak pernah membawa stres pekerjaan ke rumah, karena itu dapat memengaruhi suasana di rumah.

“Kedua, untuk para Moms bekerja, sarannya jangan bawa stress atau tekanan di tempat kerja ke rumah. Kasian kan suami dan anak-anak. Kalau bisa kita pisahkan yang mana permasalahan kantor, mana permasalahan di rumah. Kalau jam kerja selesai juga ditutup juga lah ya stress-stressnya, kita harus membagi energi kita untuk di rumah. Energi untuk menyayangi anak-anak, memperhatikan suami, mengurus rumah tangga,” imbuhnya.

Dan tips mengelola stress yang ketiga ala Mona adalah me time. Menurut Mona, apapun kegiatannya, yang terpenting adalah membuat diri bahagia setelah melakukan kegiatan tersebut. Selain mengistirahatkan badan, kata Mona, mental juga perlu untuk di istirahatkan. Jadi tidak hanya tidur cukup selama 8 jam, sebagai orang tua, me time juga sangat perlu.

“Ketiga, adalah me time. Ini penting sekali, kita perlu cukup istirahat untuk mengelola emosi. Tapi perlu tahu juga bahwa istirahat itu bukan cuma fisik aja, tapi perlu juga secara mental. Nah ini kita perlu support system, misal bilang ke suami bahwa kita juga butuh waktu istirahat. Sederhanya kayak nonton drakor lah, masak, menyulam, baca buku, dll. Kita cari waktu yang bisa bikin kita senang di rumah intinya. Dengan demikian mengasuh anak menjadi lebih nyaman, aman dan less worry,” tutur Mona.

Mona juga melanjutkan, “me timebukanlah persoalan yang egois, Moms. Karena jika diri sendiri gak bahagia, bagaimana bisa membahagiakan orang lain?” Karena itulah, yuk mulai tentukan prioritas dengan baik agar hati juga bisa beristirahat.

Semoga informasinya bermanfaat ya!