Menu

Bikin Bangga! 4 Srikandi Peneliti Indonesia Ini Sabet Penghargaan Bergengsi dari L’Oréal dan UNESCO

10 November 2021 22:03 WIB

Para narasumber di webinar L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowships 2021, Rabu (10/11/2021). (Riana/HerStory)

HerStory, Bogor —

Beauty, semakin hari manfaat sains semakin nyata dalam banyak aspek kehidupan. Sebelumnya pun, mungkin banyak dari kita belum menyadari pentingnya sains. Namun, berbagai fenomena telah membukakan mata bahwa peran kunci sains ternyata gak hanya hadir untuk mempertahankan kehidupan manusia, tapi juga memberi banyak manfaat dalam mengatasi berbagai tantangan global sehubungan dengan keberlanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan di dunia. Dan hal inilah menjadi bukti bahwa science saves lives.

Terkait hal itu, selama bertahun- tahun, L’Oréal pun memiliki komitmen untuk mendukung kemajuan dunia sains dan wanita peneliti di Indonesia. Dan tahun ini, L’Oréal Indonesia melalui L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowships kembali mengumumkan 4 wanita peneliti hebat peraih fellowship nasional.

Adapun, keempat ilmuwan wanita tersebut juga memiliki proposal masing-masing yang akan direalisasikan untuk memberi manfaat nyata bagi kehidupan.

Ilmuwan pertama adalah Dr. Magdalena Leny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Lewat penelitiannya, Dr. Magdalena Leny Situmorang bermaksud mengembangkan pakan agar hasil produksi udang di Indonesia memiliki tingkat keamanan dan mutu tinggi.

Kedua, adalah Peni Ahmadi, Ph.D dari Pusat Riset Bioteknologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Peni melakukan penelitian untuk mengubah senyawa bioaktif dari biota laut sebagai obat kanker payudara. Ketiga, ada Febty Febriani, Ph.D dari Pusat Riset Fisika BRIN yang bertujuan memetakan kerak bumi Indonesia untuk mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami.

Dan yang terakhir, L'Oreal dan UNESCO memberikan fellowship pada Fransiska Krismastuti, Ph.D dari Pusat Riset Kimia BRIN. Peneliti wanita yang satu ini bermaksud mengembangkan sistem deteksi optik untuk luka kronis yang dialami penderita diabetes.

Melanie Masriel, selaku Direktur Komunikasi, Hubungan Publik, dan Keberlanjutan L'Oreal Indonesia, menuturkan, L'Oreal sudah lebih dari 20 tahun mengadakan program L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowships di 52 negara. Di Indonesia sendiri, program ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) serta didukung Kemendikbudristek, KemenPPPA, dan ALMI.

“Sudah jadi komitmen kami untuk menggerakan Indonesia maju, dan melalui program ini, L'Oreal Indonesia berusaha untuk mendukung Indonesia untuk memajukan dunia sains serta mendorong kemajuan ilmuwan wanita di Indonesia, karena kami percaya bahwa the world is science, and sciens is women. Nah program ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran di bidang sains untuk wanita, mulai dari tingkat sekolah menengah hingga tingkat profesi ilmiah,” tutur Melanie, saat sesi webinar L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowshisp 2021, sebagaimana dipantau HerStory, Rabu (10/11/2021).

Lebih lanjut, Melanie bilang, L'Oreal Indonesia juga memiliki program L’Oreal For Girls in Science (untuk tingkat SMA), L’Oreal Sorority in Science (untuk mahasiswi kurang mampu di bidang sains), serta L’Oreal For Women in Science. Untuk program L'Oreal For Women in Science, L'Oreal dan UNESCO telah memberikan fellowship dan dukungan pendanaan kepada 63 wanita, 5 di antaranya di tingkat internasional.

“Di Indonesia sendiri kita sudah jalankan program ini dari 2004, dan program ini merupakan program kerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), serta didukung oleh Kemedikbud Ristek serta KemenPPPA. Dan program ini bertujuan untuk mengakui, menyemangati, dan juga mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmuwan wanita pada khususnya. Hingga tahun 2021 ini, program ini sudah akan memberikan fellowship dan dukungan pendanaan riset kepada 63 ilmuwan wanita dan 5 diantaranya sudah memenangkan fellowship di tingkat internasional. Dalam penyelanggaraan tahun ini kita akan kembali akan memberikan dukungan pendanaan riset senilai Rp 100 juta kepada 4 ilmuwan wanita yang luar biasa. Dan mereka kita harapkan dapat memberikan kontribusi penting pada dunia sains,” sambung Melanie.

Di kesempatan yang sama, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodijah, mengaku sangat bangga dan mengapresiasi keempat ilmuwan wanita yang memenangkan program fellowship L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2021 ini.

“Saya sangat berbahagia hari ini karena dapat merayakan para ilmuwan wanita Indonesia yang mengikuti program fellowship L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2021 ini. Kerjasama KNIU dengan L’Oréal dalam program ini sudah berlangsung lama. Dan hari ini pula menandai 18 tahun kerjasama KNIU dengan L’Oréal Indonesia. Kami juga menyambut baik kehadiran Kemendikbud Ristek yang kami harapkan dapat membantu meningkatkan jumlah ilmuan khususnya ilmuwan wanita di Indonesia. Melalui program ini kami bersama-sama mendukung dan merayakan ilmuwan wanita Indonesia serta kontribusinya yang tiada henti di dunia sains,” terang Itje.

Itje juga menuturkan, begitu banyak perubahan yang telah manusia alami dalam kurun waktu hampir 2 tahun belakangan ini. Dan, perubahan secara tiba-tiba tentu saja gak akan terjadi tanpa sains.

“Sudah jelas semakin terasa dalam hidup kita bagaimana sains membantu menyelamatkan kehidupan. Akselerasi sains telah banyak membantu dunia dalam menangani dampak dari pandemic, mulai sari proses penyebarannya, hingga metode pencegahannya. Tanpa sains kita akan sulit untuk memahami hal tersebut. Dengan sains pula kita dapat menghasilkan sesuatu yang berdampak positif, tidak hanya bagi manusia namun bagis eluruh alam semesta ini. Dan hari ini kita menyambut 4 wanita kebanggaan kita. Mereka gak hanya memikirkan bagaimana memberikan dampak bagi kehidupan manusia, namun juga turut memberikan dampak bagi ekosistem laut. Pada hari ini juga kita tidak hanya merayakan kontribusi kontribsi keempat ilmuwan wanita hebat di dunia sains, namun juga kontribusi sains yang secara terus menerus berusaha menjawab semua permasalahan tantangan di dunia dalam berbagai bidang. Kiranya pencapaian ini dapat jadi inspirasi, tidak hanya bagi ilmuwan wanita Indonesia, namun juga bagi kita semua untuk tidak berhenti berkarya. Dan hari ini tepat dimana kita memperingati Hari Pahlawan, mari kita sama-sama berbangga menyambut keempat pahlawan wanita ilmuwan sains masa kini,” lanjut Itje.

Senada dengan Itje, Ir. Suharti, M.A., Ph.D, Sekjen Kemendikbud Ristek pun mengaku sangat bangga dan mengapresiasi program ini. Menurutnya, program L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2021 ini mengapresiasi dan mendorong partisipasi aktif dari para wanita peneliti di bidang sains. Pihaknya pun mengkalim akan terus mendorong dan memastikan kontribusi wanita di bidang sains ini agar terus meningkat, apalagi berkolaborasi dengan dunia industri tentu maknanya jadi semakin baik lagi.

“Selama 18 tahun ini UNESCO juga telah memberikan penghargaan dan pendanaan penelitian ilmiah kepada 9 wanita peneliti muda Indonesia. Jumlah yang cukup banyak dan cukup banyak dan tentunya hasil penelitiannya juga cukup banyak untuk kita semua. 5 orang di antaranya juga sudah sukses mengharumkan nama bangsa dengan meraih penghargaan L’Oréal di kancah internasipnal. Dan hari ini juga kita memberikan penghargaan ke-4 peneliti muda yang sudah terbukti memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sains. Kita tentunya harus bangga,” tutur Suharti.

Lebih lanjut, Suharti juga bilang bahwa Indonesia sendiri masih punya PR dalam mendorong kesetaraan gender termasuk di dalam pengembangan sains. Pihaknya pun juga ingin terus mendorong lingkungan kerja yang mendukung wanita untuk berkarya. Menurutnya, beberapa temuan di lapangan juga menunjukan adanya kesulitan bagi para peneliti wanita untuk memasukkan perspektif gender, terutama berupa nilai, regulasi, tujuan, dan institusi mereka bekerja juga belum mendukung keseteraan gender.

“Kita perlu bekerjasama tentunya, terutama dengan KemenPPPA yang menjadi mitra utama Kemendikbud Ristek terkait kesetaraan gender, ini kita perlu sama-sama bekerja untuk memastikan bahwa women in science juga ini menjadi perhatian kita. Kita juga terus mengikuti perkembangan berapa persen wanita yang masuk dunia politik, berapa persen wanita yang masuk dunia di level upper dan medium manajemen, kita perlu juga mungkin perkembangan tiap tahunnya. Untuk mengetahui juga seberapa besar perkembangan di bidang sains ini. Ini perlu diberikan gambaran lebih utuh lagi. Bagaimana wanita menjadi bagian penting di dalam pembangunan pendidikan,” paparnya.

Dikatakan Suharti, dari Indeks Kesetaraan Gender di World Economic Forum, Indonesia sendiri punya nilai tinggi, sekitar 55 persen pimpinan institusi diduduki wanita.

“Angka tersebut tentunya sangat tinggi, dan kita masuk menjadi 6 negara di mana wanita menduduki posisi pimpinan tertinggi. Jadi saya sangat bahagia tentunya dengan laporan tersebut, dan ini sangat yang perlu kita kerjakan. Ini tentunya KemenPPPA sudah sangat paham dengan data-data yang ada tentunya, angka partisipasi wanita di dalam lapangan kerja masih mentok di angka 54 persen. Kita butuh jauh lebih tinggi dari itu untuk lebih memastikan Indonesia jadi negara yang maju. Betul bahwa bekerja atau gak bekerja adalah pilihan, tetapi tentunya ketika pilihan itu dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan atau ketidaksetaraan akses untuk masuk di dalam pasar dunia kerja. Dan dengan perkembangan yang tidak selalu tumbuh dalam satu dekade terakhir, apalagi saat ini sedang dalam situasi pandemi, kita perlu dukungan terus nih dari dunia usaha dan dunia industri untuk memastikan apa yang kita lakukan di dunia pendidikan betul-betul bisa menghasilkan l lulusan yang handal yang bukan hanya bisa mencari pekerjaan, tapi juga menciptakan pekerjaan,” jelasnya.

“Tentunya, kita juga perlu berkomitmen mewujudkan keseteraan gender untuk mewujudkan visi Indonesia 2045, yaitu Indonesia Maju. Hal itu juga sejalan dengan yang dilakukan L’Oréal, bahwa kita sama-sama mendorong wanita untuk masuk ke dalam dunia yang sangat maskulin tersebut. Mudah-mudahan penghargaan ini akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap pengembangan sains di Indonesia. Kami berharap para peneliti yang mendapatkan award dari program ini bisa menunjukan lebih banyak lagi potensi-potensi diri dan berkarya dengan lebih bersemangat lagi. Selain itu juga bisa menunjukan kreativitas yang lebih tinggi, konsistensi terhadap ilmu pengetahuan yang lebih kuat, serta keikhlasan dan kejujuran tentunya untuk membantu kita semua. Semoga upaya yang telah dicurahkan dalam program ini dapat mendukung kita dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia,” tandas Suharti.

Lebih lanjut, Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KemenPPPA, mengatakan, tanpa peran dari dunia usaha, kementerian, lembaga, dan tentunya dari berbagai kalangan tentu program seperti ini tak akan terselenggara. Karenanya, pihaknya ingin terus mendorong dan memajukan anak-anak perempuan agar terlibat dalam sains dan ilmu teknologi.

“Kita tahu bahwa separuh penduduk kita adalah wanita dan juga tentu banyak potensi yang bisa kita kembangkan, apalagi kemampuan dari anak-anak muda perempuan kita tidak kalah dengan anak laki-laki. Untuk itu, kami di KemenPPPA, di tahun depan kita juga jadi salah satu ketua di G20, ini juga upaya kita untuk bisa bersama-sama untuk terus mendorong keterwakilan wanita Indonesia, di samping juga ada isu-isu lain, termasuk isu wanita di scientific and technology. Jadi tentu kami dengan berbagai pihak ingin terus mendorong agar anak-anak muda perempuan kita juga mau terjun di dunia pengetahuan termasuk sains dan teknologi agar semakin banyak wanita kita berkontribusi di arena tersebut,” paparnya.

Indra pun lantas memberikan selamat kepada 4 peneliti wanita yang berhasil memenangkan program fellowship L’Oréal-UNESCO for Women in Science 2021 ini.

“Dan ini mungkin jadi pelajaran untuk kita agar mengikuti jejak para peneliti wanita di Indonesia. Kami tentunya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan L’Oréal, tentunya kami juga mengajak dunia usaha lain untuk memajukan wanita Indonesia di bidang sains dan teknologi,” ujarnya.

Kemudian, dari perwakilan Dewan Juri, Prof. Dr. Endang Sukara, mengakui bahwa keempat wanita peneliti ini sangatlah luar biasa. Ia pun mengaku sangat bangga atas pancapaian keempat wanita peneliti tersebut.

“Semua dewan juga telah memeriksa semua proposal yang masuk dengan seksama. Kami sangat berbangga dan sangat begitu luar biasa rekam jejak dari para ilmuwan wanita Indonesia, mereka punya konsep dan ide yang sangat luar biasa, serta mempunya komitmen yang sangat tinggi, yang dituangkannya dalam proposal,” jelasnya.

Sebagai informasi Beauty, L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowships yang digelar sejak 2004 ini mempunyai misi untuk mengakui, menyemangati, dan mendukung wanita di bidang sains, sehingga semangat wanita di bidang sains meningkat.

Progam ini pun telah memberikan fellowship kepada 63 wanita peneliti di Indonesia, an 5 diantaranya telah menerima penghargaan internasional. Keempat pemenang masing-masing akan menerima fellowships sebesar Rp 100 juta dari L’Oréal Indonesia untuk mewujudkan penelitiannya.

Semoga menginspirasi ya, Beauty!