Menu

Apa Itu Childfree?

15 November 2021 18:45 WIB

Ilustrasi pasangan yang memutuskan untuk childree. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Sukabumi —

Beauty tentunya pernah mendengar istilah childfree. Childfree sempat ramai dan menjadi perbincangan publik setelah salah satu influencer Gita Savitri Devi mengutarakan keputusannya bersama suami untuk tak memiliki anak. 

Dikutip dari Oxford Dictionary, childfree merupakan kondisi tak mempunyai anak, khususnya karena pilihan.

Pilihan mengenai childfree masih menuai banyak pro dan kontra. Baik itu dari sisi agama maupun budaya. Seperti anak merupakan rezeki dan salah satu tujuan pernikahan adalah untuk meneruskan keturunan. 

Lalu sebenarnya apa yang dimaksudkan childfree? Apakah hanya sebatas tak menginginkan anak saja? Simak ulasan berikut sebagaimana dilansir dari berbagai sumber (15/11/2021) ya, Beauty. 

Pengertian Childfree

Childfree merupakan sebuah keputusan untuk tak memiliki anak baik keputusan individu maupun sudah berpasangan. Tentunya keputusan tersebut sudah melewati berbagai pertimbangan yang sangat panjang dan matang.

Istilah childfree sejatinya sudah sangat familiar dalam agenda feminisme, dimana wanita berhak untuk menentukan pilihan hidupnya dan keputusan untuk menjadi seorang ibu termasuk ke dalamnya. 

Lahirnya feminisme sendiri menurut John J. Macionis yakni untuk mencapai adanya kesetaraan diantara wanita dan pria. 

Tetapi sekarang ini keputusan childfree tak sepenuhnya dikarenakan keinginan untuk berkarier, zaman yang semakin maju dan berkembang turut andil dalam keputusan tersebut.

Meninjau pada era sebelumnya, wanita kerap ditunjuk untuk mengurus segala urusan rumah tangga dan mengurus anak sedangkan pria bekerja untuk mencari nafkah. 

Alasan Childfree

Keputusan untuk childfree tentunya merupakan hak dan kebebasan masing-masing individu. Seiring berkembangnya zaman, alasan untuk memilih childfree pun menjadi beragam dan semakin kompleks.

Umumnya, pilihan childfree diputuskan karena ingin berkarier dan keadaan finansial. 

Sekarang ini sebagaimana dilansir dari laman The Atlantic, alasan keputusan childfree dikarenakan pandemi yang masih berlangsung dan tak kunjung membaik. Adapun alasan pendukung lain seperti pengasuhan anak di masa depan mengenai pergaulannya, layanan kesehatan yang belum memadai, terbatasnya fasilitas publik, bahkan merasa bisa menambah beban bumi karena harus menyediakan pasokan makanan untuk anaknya kelak.

Misalnya, Gita Savitri dan suami yang memutuskan untuk childfree karena hanya ingin berdua saja. Pasalnya memiliki anak bukanlah perkara mudah karena merupakan tangguang jawab yang sangat besar. Ia khawatir kelak tak bisa bertanggungjawab dan membuat anaknya terluka alih-alih sebagai bentuk perhatian.

Atau Cinta Laura yang juga memilih untuk childfree karena sudah terlalu banyaknya manusia yang hidup di muka bumi ini. Ia justru lebih memilih untuk mengadopsi anak yang kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Ada juga artis luar negeri Miley Cyrus yang memilih untuk tak memiliki anak karena lingkungan untuk membesarkan anak saat ini kurang ideal. 

Sehingga dapat disimpulkan keputusan childfree tak sepenuhnya negatif karena ingin bebas dari mengurus anak. Terdapat kepedulian mereka terhadap kondisi saat ini yang kurang 'sehat' jika harus melahirkan anak.

Ada begitu banyak ketidakpastian dalam hidup membuat mereka mempertimbangkan lagi untuk tak menjerumuskan seseorang baru.

Dampak Childfree

Dari setiap keputusan tentunya akan ada dampak positif dan negatif. Namun yang akan terasa dengan sangat jelas yakni dampak negatif berupa stigma dan cemoohan dari masyarakat bahkan keluarga sendiri. Misalnya, kurang bersyukur bahkan sampai kurang beriman karena melawan takdir. 

Dampak childfree bahkan bisa memberikan celah perceraian karena dapat memicu konflik berkepanjangan seperti faktor kesepian di masa yang akan datang. Atau berbagai tekanan dari lingkungan yang mencemooh karena tak mengetahui alasan keputusan childfree yang diambil.

Misal kurang harmonis dengan pasangan, kesehatan seksual, bahkan anggapan pasangan yang kurang subur. Tak menutup kemungkinan bisa berujung dikucilkan. 

Sedangkan untuk dampak positifnya, seperti bisa menjaga bumi untuk terhindar dari over populasi sehingga anak juga terhindari dari ancaman kehidupan yang kurang pasti.

Selain itu menghilangkan sikap egois orang tua yang kerap menaruh beban berupa ekspektasi pada anak yang bisa berdampak bagi kesehatan mentalnya kelak serta terhindar dari penyakit turunan. 

Maka dari itu, mengambil keputusan childfree sejatinya harus didiskusikan bersama keluarga besar. Mengingat perspektif kultur budaya terlebih menilik secara agama dimana setelah adanya pernikahan tentunya akan memiliki keturunan. 

Sebab pernikahan bukan cuma menyatukan dua insan yang saling mencintai, tetapi juga dua keluarga besar untuk bersatu. 

Setiap keputusan yang diambil mengenai suatu pilihan tentunya harus melewati pertimbangan yang panjang dan matang dan merupakan hak siapapun, termasuk childfree tanpa terkecuali.

Semua kembali lagi ke prinsip masing-masing dengan menimang segala aspek dan penyelarasan diantara nilai sosial dan kultur supaya bisa mengambil keputusan yang tepat.