Menu

Catat Moms, 5 Pertanda Komunikasi dengan Pasangan Lagi Gak Baik-baik Aja

01 Desember 2021 20:15 WIB

Ilustrasi pasangan bertengkar (nypost.com/Edited by Herstory)

HerStory, Sukabumi —

Pertengkaran memang sesuatu hal yang wajar terjadi dalam hubungan. Meski begitu diperlukan komunikasi yang baik untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. 

Sebab komunikasi sangat penting karena bisa membangun dan menjaga kepercayaan antara Moms dan pasangan. Sehingga fondasi hubungan pun menjadi lebih kuat. 

Dengan begitu sangat penting untuk selalu memastikan kalau komunikasi dalam hubungan berjalan dengan lancar. 

Seperti dikutip dari laman sindikasi Akurat.co (01/12/2021), berikut 5 pertanda komunikasi dengan pasangan lagi enggak baik-baik saja. 

1. Percakapan Bersifat Tekstual

Saling berkirim pesan dengan pasangan bukanlah hal yang salah. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Jika pasangan hanya bergantung pada percakapan berbasis teks saja, maka sepertinya Moms harus melakukan percakapan tatap muka yang baik dengannya.

Tak berbicara di telepon atau secara langsung dapat menunjukkan bahwa pasangan tak berusaha untuk berkomunikasi denganmu.  Faktanya, mengirim chat adalah cara mudah dan cepat untuk menghindari seseorang.

Komunikasi defensif

Melewati argumen tanpa menjadi defensif bisa terlihat seperti tugas yang mustahil. Namun, jenis percakapan ini hanya akan menjadi pendorong kebiasaan komunikasi yang tak sehat dan toxic.

Selama bertengkar, tuduhan tak berdasar dan kata-kata mengerikan dilemparkan satu sama lain, dan berujung pada saling diam. Percakapan semacam ini merusak keintiman dan menyedot rasa hormat dari hubungan.

Memberi silent treatment

Meluangkan waktu untuk menenangkan diri selalu merupakan hal tepat pada saat bertengkar. Tetapi apakah pasangan menghindari berbicara dengan Moms sama sekali?

Kemudian, pasangan memberi Moms perlakuan diam yang tak pantas dilakukan siapa pun karena itu adalah salah satu hal yang paling menghina dan tak ramah untuk dilakukan.

Perlakuan diam juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengalahkan seseorang atau untuk menjauhkan diri secara emosional.

Menjadi korban proyeksi

Proyeksi adalah istilah mekanisme pertahanan psikologis yang berarti seseorang ingin memberikan perasaan dan karakteristik yang tak diinginkan kepada orang lain. Ini adalah sifat toxic

Solusi utama untuk masalah ini adalah menjadi sadar diri. Ini membantu Moms memahami kapan pasangan memproyeksikan dan Moms dapat melewatinya dengan lancar tanpa kehilangan diri dalam kenyataan. 

Terus mengungkit masa lalu

Jika pasangan menggali masa lalu kamu terus-menerus, itu harus menjadi red flag dan tak mengabaikannya. Pastikan Moms dan pasangan fokus pada masalah yang seharusnya ditangani saat ini.

Hubungan yang sehat tak pernah dibangun jika pasangan menyimpan dendam atau rasa tak aman lainnya. Masa lalu harus selalu tinggal di masa lalu.

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan