Menu

Innalilahi, Istri Menko Polkam Meninggal Dunia

14 Desember 2021 14:45 WIB

Ilustrasi berita duka. (Pixabay/ Rob van der Meijden)

HerStory, Jakarta —

Hari ini, Selasa (14/12/2021) jam 10:26, istri dari Mantan Menko Polkam Soesilo Soedarman, Widaningsri Soesilo telah berpulang ke rahmatullah dengan tenang di kediamannya, Jalan Panglima Polim III No:7, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Widaningsri lahir di Lamongan, Jawa Timur pada 20 Januari 1931. 

Widaningsri sendiri adalah putri dari Pahlawan Nasional Muhammad Mangundiprojo. Muhammad sendiri adalah tokoh penting dalam peristiwa Gedung Internasional. Kala itu, ia disandera di dalam gedungnya dan mengakibatkan seseorang terbunuh di depan gedung, yaitu Jendral Mallaby. Dikarenakan peristiwa inilah terlahir hari pahlawan pada 10 November 1945.

Pada saat Jenderal Sudirman memimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Jawa Tengah, Jenderal Mayor Muhammad memimpin TKR di Jawa Timur bersama Bung Tomo, dan Doel Arnowo. Saat perlawanan oleh arek-arek Suroboyo, Widaningsri memilih untuk tak mengungsi dan tetap berada di Surabaya. Ia mendengar kabar bahwa ayahnya terkena mortir dan meninggal di Wonokromo, pada perbatasan kota Surabaya. 

Cerita bertemunya dengan Soesilo Soedarman

Widaningsri ternyata menemukan ayahnya dalam keadaan hidup, namun dengan kondisi tertanam pecahan mortir di kepalanya. Setelah sembuh, ia kembali berjuang memimpin pertempuran Surabaya. Pada tahun 1948, tepatnya menjelang agresi militer, Widaningsri tinggal bersama ayahnya, dan disinilah ia bertemu dengan suaminya, kadet Taruna, Soesilo Soedarman lalu memutuskan menikah pada 1951.

Soesilo Soedarman yang mempunyai jabatan sebagai perwira Kavaleri saat setelah menikah dengan Widaningsri hampir setiap malam keluar dan berpatroli dengan pasukan baja di jalan antara Jakarta dan Bandung mencoba untuk melindungi dan menjaga Batalyon Kavaleri Badak Bercula Satu dari para pengganggu karena adanya pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI TII).

Pada tahun 1965, Widaningsri menjadi ibu Asuh Taruna di Magelang, ia mengasuh para calon Jenderal dan calon pimpinan TNI, seperti Endiartono Sutarto, Agum Gumelar, Luhut Pandjaitan dan banyak lagi. Saat itu, seluruh keluarga Soesilo pindah ke magelang sebelum pemberontakan Gerakan 30 September 1965 dan mendapatkan tugas untuk membina calon pimpinan TNI di Pendidikan Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI), itulah mengapa Widaningsri menjadi ibu Asuh Taruna.

Setia mendampingi suami menjadi Anggota Kabinet Presiden Soeharto

Dikarenakan karier Soesilo yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan personalia TNI, Widaningsri juga akhirnya ikut andil dan turut menjadi ibu asuh para calon pimpinan TNI tersebut. Pada akhir karier Soesilo di TNi, keluarga ini kemudian berpindah ke Medan untuk mengamankan bagian Barat Indonesia, dimana Soesilo menjadi Panglima Komando Wilayah Pertahanan Sumatera dan Kalbar. Keamanan di Aceh, Kepulauan Natuna dan perbatasan Kalimantan Barat merupakan tanggung jawab Soesilo. 

Setelah karir Soesilo sebagai TNI berakhir, ia kemudia diangkat menjadi Duta Besar RI di Amerika Serikat. Disana, Widaningsri berkenalan dengan ibu Presiden Reagan dan Ibu Wakil Presiden George H Bush. Namun, ketika menjadi Duta Besar, di tahun 1988 Soesilo menerima telpon dari Presiden Soeharto untuk pulang menjadi Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V.

Tepat di tahun 1993, Soesilo diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Namun, selang beberapa tahun, Soesilo meninggal dunia, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1997. Dikarenakan tugasnya berakhir di tahun 1998, Presiden Soeharto mengumumkan untuk berkabung secara nasional dan mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari dan memutuskan untuk tak mengganti posisi Soesilo sebelumnya dengan siapapun.

Anak-anak Soesilo dan Widaningsri

Pasangan ini dikaruniai 5 anak selama pernikahannya:

1. Pradewi Indriyastuti Soesilo adalah putri pertama mereka. Ia bekerja sebagai Dokter spesialis Rehabilitasi Medik dan berpraktek di Rumah Sakit Pertamina Pusat. Ia pun telah menikah dengan Imam Effendi yang bekerja sebagai Dokter super spesialis ginjal. Dalam pernikahannya, Pradewi dikaruniai Pasangan ini dikaruniai 2 (dua) anak dan 6 (enam) cucu.

2. Dwisuryo Indroyono Soesilo adalah putra kedua pasangan Widaningsri dan Soesilo, ia bekerja sebagai Doktor ahli Remote Sensing, yang kemudian menjadi SesMenko Kesra dan Menko Kemaritiman pertama. Saat ini Indroyono baru terpilih lagi sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) untuk periode 2021 sd 2026. Indroyono menikah dengan Dr Nining Sri Astuti Satmoko, Doktor bidang Ekonomi Mikro. Kedua pasangan ini dikaruniai 3 (tiga) anak dan 2 (dua) cucu. 

3. Putra ketiganya adalah Triharyo Indrawan Soesilo. Ia berkarier di PT Rekayasa Industri menjadi Direktur utama, Komisaris PT Pertamina (Persero), CEO PT Supreme Energy dan saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi serta Komisaris Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Ia menikah dengan Ella Sri Herawati, antropolog yang berkarier di Kementerian Transmigrasi. Pasangan ini dikaruniai 2 (dua) anak dan 1 (satu) cucu.

4. Putra ke-empat adalah Tjarono Indrokusumo Soesilo, adalah Master bidang Hospital Management. Ia meninggal pada tahun 1997, setelah menyelesaikan pendidikannya di USA.

5. Pancolo Indrajat adalah putra bungsu pasangan Soesilo dan Widaningsri. Ia merupakan Master dalam bidang Business Administration dan bergerak dalam bidang kewirausahaan. Ia menikah dengan Dwirina Astuti, Dokter Gigi yang juga memperoleh Master dalam bidang Health Care Management. Pasangan ini dikaruniai 2 (dua) anak.

Rencana pemakaman Widaningsri

Pemakaman Keluarga Mukti Wibowo Mulyo (MWM), pada Desa Gentasari. Tempat ini dipilih sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk Widasari. Jenazahnya akan diterbangkan ke Cilacap besok pagi Rabu 15 Desember 2021. Kompleks Pemakaman ini tepatnya terletak dibelakang Museum Soesilo Soedarman, juga ini merupakan tempat kelahiran Soesilo pada tahun 1928 silam.