Menu

Tinggalkan Pola Asuh Lama, Tren Parenting 2022 Ini Layak Diadopsi Moms!

21 Desember 2021 12:35 WIB

Ilustrasi ibu dan anak belajar huruf alphabet. (parenting.firstcry.com/Edited by Herstory)

HerStory, Bogor —

Dua tahun terakhir pandemi menghantam semua orang dengan sangat keras. Dunia berhenti berputar untuk sementara waktu karena kita semua ‘dikurung’ di dalam rumah.

Meskipun industri, ekonomi dan pendidikan sangat terpengaruh, rumah menjadi ‘medan pertempuran’ lain bagi anak-anak dan orang tua.

Sebagian besar anak-anak terputus dari lingkungan luar. ‘Kurungan’ ini tak hanya membatasi gerakan fisik mereka, tetapi juga navigasi mental karena interaksi interpersonal dengan teman sebayanya terhenti.

Di masa-masa yang penuh tantangan seperti itu, mengasuh anak menjadi pekerjaan yang membosankan. Dan meskipun tahun 2021 kita bernasib jauh lebih baik daripada tahun 2020, 2022 pasti akan lebih baik dengan praktik pengasuhan baru yang mudah diadopsi dan dipraktikkan, serta meninggalkan kebiasaan buruk.

Dikutip HerStory dari Times of India, Selasa (21/12/2021), inilah yang harus dan tak boleh dilakukan dalam mengasuh anak di tahun 2022. Read on, Moms!

Lakukan : Bicarakan tentang trauma

Sejak interaksi dengan keluarga besar dan teman-teman telah dibatasi dalam dua tahun terakhir, perasaan kesepian dan depresi telah hadir dalam kehidupan anak-anak.

Pada tahun 2022, sekolah dan rumah harus memberikan penekanan khusus pada pembangunan kembali rasa persahabatan, komunitas, dan memberikan konsistensi dan dukungan kepada anak-anak yang selama ini kurang mereka miliki.

Kesehatan sosial emosional dan kesehatan mental harus menjadi topik pembicaraan utama bagi anak-anak di tahun 2022.

Lakukan: Jadikan Tik Tok sebagai tempat yang aman

Konten komedi dan hiburan yang hebat bukan satu-satunya hal yang disediakan Tik Tok. Ada video dari komunitas lain yang menggunakan platform untuk berbicara jujur ??tentang memiliki anak cacat, mengalami keguguran, atau membesarkan anak asuh.

Sementara platform media sosial lainnya sering berakhir dengan membesar-besarkan kehidupan normal dan mengangkatnya ke tingkat kesempurnaan yang luar biasa, Tik Tok seperti menghirup udara segar. Kamu dapat menemukan orang-orang yang berpikiran sama yang berjuang dengan masalah serupa dan juga dapat menemukan solusi untuk mereka.

Lakukan: Berikan anak pengalaman luar biasa

Memberikan hadiah atau hal-hal 'berharga' lain adalah salah satu ide yang bagus. Namun, anak-anak menghargai pengalaman lebih dari hal-hal mahal dan memiliki sedikit rasa tentang uang dan harta benda lainnya.

Memberikan mereka pengalaman yang luar biasa akan selalu mengingatkan mereka tentangmu dan waktu yang kamu habiskan bersama mereka, Moms.

Lakukan: Sikap netral gender

Tidak ada lagi warna pink untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki, air mata untuk anak perempuan dan otot untuk anak laki-laki.

Sangat penting bagi orang tua untuk memahami bahwa jika mereka memasukkan anak-anak mereka ke dalam ‘kotak’, itu akan membuat mereka menjadi sasaran yang rentan bagi masyarakat di masa depan.

Memberikan anak-anak kebebasan memilih, berpendapat, dan berekspresi akan mengubah mereka menjadi individu yang terlatih yang akan menyadari nilai mereka.

Jangan: Jadi pendengar yang buruk

Seorang anak memiliki pikiran ingin tahu yang besar. Anak akan sering datang kepada orang tua dan mengajukan pertanyaan, memberi tahu pendapat dan idenya, dan berbagi pengalaman paling dangkal dengan kamu, Moms.

Tak peduli seberapa sibuk kamu, meluangkan waktu untuk anak dan mendengarkannya dengan seksama adalah hal yang sangat penting. Jika kamu tak pernah mendengarkan mereka, itu akan menimbulkan perasaan diabaikan dan dapat merusak harga diri anak. Ini juga jelas mempengaruhi hubunganmu dengan si kecil, Moms.

Jangan: Beri dukungan virtual

Meskipun kita semua dapat bertahan tahun lalu karena anugerah teknologi dan bertemu secara virtual, rapat dan aplikasi interaksi, tahun depan sudah saatnya kita menghentikan koneksi virtual dan fokus pada pengalaman kehidupan nyata yang membangun koneksi yang lebih kuat.

Orang tua harus berhenti mendukung anak-anak mereka melalui aktivitas dan permainan online. Orang tua harus fokus pada keterlibatan pribadi dan waktu berkualitas untuk menawarkan dukungan secara organik kepada anak.