Menu

Covid-19 Gelombang ke-3, Anak Rentan Jadi Sasaran Omicron! Simak Saran Dokter Ahli Ini Moms…

18 Februari 2022 13:05 WIB

Ilustrasi anak sakit terpapar Covid-19. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bogor —

Moms, Omicron makin ganas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mencatat, hingga 13 Februari lalu, ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. Dan, sebanyak 3% di antaranya anak usia 0-5 tahun.

Terkait hal itu, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang juga founder dari Tentang Anak Official, mengatakan bahwa platform yang digagasnya tidak hanya untuk mendampingi orang tua dalam menerapkan pola asuh sehari-hari di rumah, tapi lebih dari itu, Tentang Anak ingin menghadirkan solusi bagi setiap permasalahan yang ditemui oleh orang tua.

“Termasuk selama gelombang ke-3 Covid-19 seperti saat ini. Karenanya, melalui webinar Pekan Tumbuh bersama Tentang Anak, kami mengundang para ahli untuk memaparkan keadaan di lapangan dan panduan bagi orang tua untuk tetap waspada tanpa panik selama gelombang ke-3 ini berlangsung,” tutur dr. Mesty, saat sesi webinar, baru-baru ini.

Dalam webinar tersebut, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), selaku Ketua Umum IDAI hadir sebagai salah satu narasumber dan memaparkan berbagai informasi lengkap dengan data terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait Covid-19

“Berdasarkan laporan yang kami terima, kasus positif Covid-19 pada anak-anak Indonesia telah mengalami peningkatan 100x lipat di awal Februari 2022, dibandingkan dengan kasus positif pada Januari 2022. Artinya, Indonesia telah resmi memasuki gelombang ke-3 Covid-19 dengan adanya peningkatan kasus luar biasa seperti yang tengah kita alami saat ini. Kabar baiknya, sekitar 70% diantaranya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Maka dari itu, kami dari Ikatan Dokter Anak Indonesia menghimbau orang tua untuk tidak panik dan tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan dimanapun mereka berada serta memenuhi vaksinasi jika usia sudah mencukupi,” ujar dr. Piprim. 

Jika anak sudah terlanjur terpapar Covid-19, berbagai upaya pun dapat dilakukan orang tua di rumah, agar tidak memenuhi rumah sakit sehingga tenaga kesehatan dapat fokus melayani mereka yang benar-benar membutuhkan fasilitas dan layanan kesehatan.

dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), Ketua Satgas Covid-19 IDAI, pun memaparkan beberapa kriteria pasien yang dapat melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan ketat dari orang tua, diantaranya seperti: 

  • Anak yang tidak mengalami gejala apapun
  • Anak dengan gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah dan ruam-ruam)
  • Anak yang masih aktif, dapat makan dan minum
  • Saturasi oksigen dalam keadaan istirahat >95%
  • Tidak ada desaturasi saat aktivitas
  • Tidak mengalami sesak nafas
  • Lingkungan rumah atau kamar dengan ventilasi yang baik
  • Tidak memiliki komorbid seperti obesitas

Dikatakan dr. Yogi, isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah guna menghindari rumah sakit atau fasilitas kesehatan penuh, dengan catatan orang tua atau pengasuh harus memantau ketat anak yang terpapar Covid-19. Seperti memantau suhu badan, laju nafas, cek saturasi secara rutin, memberikan asupan makanan dan nutrisi yang baik, serta mendampingi aktivitas anak.

“Berikan juga pengertian kepada anak kenapa mereka harus menjalani isolasi agar mereka lebih mengerti situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Jika diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis anak, bisa melakukan telekonsultasi dengan berbagai platform yang sudah tersedia. Orang tua dianjurkan ke fasilitas atau layanan kesehatan yang melayani pasien Covid-19, jika anak memiliki komorbid atau tidak kunjung membaik setelah isolasi mandiri,” tambah dr. Yogi. 

Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!

Artikel Pilihan