Menu

Sambut Hari Keluarga Nasional, Intip Tren Jual-Beli Online Produk Kebutuhan Ibu dan Anak Serta Rumah Tangga di Tokopedia

29 Juni 2022 15:58 WIB

Tokopedia Parents. (Siaran Pers/Tokopedia)

HerStory, Jakarta —

Berbelanja online menjadi kebiasaan baru bagi para orang tua. Terutama akibat adanya adaptasi dari masa pandemi, belanja online semakin marak dan bahkan menjadi habit keluarga di Indonesia.

Dari berbagai macam kebutuhan yang tersedia di e-commerce, rupanya produk kebutuhan keluarga menjadi salah satu kategori yang banyak dicari masyarakat Indonesia lho. Terutama di Tokopedia. Hal itu dibenarkan oleh Head of Category Development Tokopedia, Ramadhan Niendraputra.

“Kategori Ibu dan Anak serta Rumah Tangga menjadi beberapa kategori yang banyak dicari masyarakat pada kuartal II 2022,” kata Ramadhan kepada HerStory melalui keterangan resmi, (29/06/2022).

Di kategori Ibu dan Anak, produk botol susu dan dot, mainan edukasi dan musikal bayi, alat makan bayi, sikat gigi dan pasta gigi bayi, serta mainan luar ruangan bayi menjadi beberapa produk yang laris dibeli. Sementara pada kategori Rumah Tangga, benih bibit tanaman, toples makanan, keran air, pupuk, serta sprei dan bed cover menjadi beberapa produk yang banyak dicari.

Hal ini turut didorong oleh sederet inisiatif dari Tokopedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung para pegiat usaha lokal yang menawarkan produk kebutuhan keluarga.

Misalnya, Tokopedia Parents yang merupakan ekosistem khusus untuk mempermudah keluarga Indonesia, mendapatkan produk kebutuhan serta informasi relevan berkaitan dengan anak dan keluarga, serta Home Sweet Home yang menyediakan berbagai produk kebutuhan rumah tangga dengan menghadirkan berbagai promo menarik.

Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional yang jatuh setiap 29 Juni 2022, Tokopedia terus berupaya memenuhi kebutuhan keluarga di Indonesia dengan menggandeng psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi.

Psikolog yang menangani berbagai masalah tumbuh-kembang serta pengasuhan anak, juga kehidupan keluarga dan perkawinan ini membagikan lima kiat meningkatkan kemampuan sosialisasi anak serta ide untuk melepas kejenuhan si kecil selama libur sekolah.

1. Manfaatkan Teknologi Sesuai Usia 

“Pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya. Misal, dengan bantuan orang tua, sesama anak bisa saling berbagi atau mengirim camilan ke teman sebaya atau melakukan workshop kerajinan tangan secara virtual,” jelas Anna.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan penggunaan gadget berdasarkan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 2-6 tahun, penggunaan gadget dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua. Ikuti juga aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gadget, lalu istirahatkan mata anak dengan menjauhkan gadget sekitar 20 kaki selama 20 detik.

2. Roleplay atau Bermain Peran

“Buat skenario konflik dengan anak, seperti memperebutkan mainan, bermain curang atau bicara dengan kata tidak sopan. Setelahnya, ajak anak diskusi dan mencari solusi bersama jika menghadapi berbagai situasi tersebut. Dengan bermain peran, anak akan memiliki gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah dengan orang lain,” jelas Anna.

3. Perhatikan Interaksi Antar Anggota Keluarga 

Atur kegiatan khusus yang bisa menstimulasi anak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya.

“Upayakan juga menciptakan suasana tentram antara anggota keluarga karena anak akan meniru apa yang ia lihat secara langsung,” tambah Anna.

4. Playdate dengan Teman Sebaya 

Untuk mendorong keberanian anak bersosialisasi, interaksi tatap muka penting dilakukan sejak usia dini, terutama di bawah tujuh tahun.

“Di tengah pandemi, sangat penting untuk selalu mengingatkan anak mematuhi protokol kesehatan saat bermain, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan hingga menjaga jarak,” saran Anna.

5. Longgarkan Aturan Selama Liburan 

Libatkan anak untuk mencoba hal baru, mulai dari berkemah di halaman atau kamar, mendekorasi ulang kamar dan lain sebagainya.

“Longgarkan juga aturan selama libur sekolah, misal dengan membebaskan anak makan es krim atau main gadget lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, tetap beri pengertian mengapa aturan dilonggarkan, misal hanya berlaku selama libur sekolah,” jelas Anna.

Share Artikel:

Oleh: Clara Aprilia