Menu

Moms Sudah Tahu Fenomena Baby Brain? Kalau Belum Yuk Simak Penjelasannya!

06 November 2020 07:00 WIB

ilustrasi hamil anggur (Klikdokter/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Melansir Medical News Today, fenomena baby brain atau dikenal juga dengan istilah momnesia dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari pada perempuan hamil. Pengaruhnya berupa terganggunya komunikasi verbal, lupa akan janji yang telah disepakati, dan enggak menutup kemungkinan menghambat pekerjaan sehari-hari.

Namun, mengenai ada atau enggaknya fenomena ini masih menjadi sebuah perbincangan. Menurut Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology pada tahun 2014 menambah keyakinan bahwa fenomema tersebut hanya mitos belaka. Masalah yang terkait dengan koginitif sebagian besar sudah pernah dilaporkan oleh sejumlah ibu hamil.

Di dalam kasus ini, para ahli lebih mempercayai bahwa penyebab dari fenomena ini adalah kelelahan umum dan enggak memiliki kaitan dengan kinerja fungsi otak. Untuk menggali bukti empiris lebih dalam, peneliti dari Universitas Deakin, Australia, menggagas penelitian metaanalisis terhadap 20 studi yang melaporkan adanya hubungan antara kehamilan dan kognisi.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, meskipun penurunan kognitif terjadi secara statistik, tetapi kinerja fungsi kognitif dan memori umum ibu hamil tetap normal layaknya pada perempuan yang enggak hamil. Menurut salah satu peneliti, Sasha J. Davies, Ph.D  menyarankan agar perempuan hamil yang merasa mengalami fenomena baby brain untuk mengelola gejalanya dengan:

  • Mencatat gejala yang dirasakan;
  • Tidur berkualitas;
  • Menjaga pola makan yang sehat;
  • Olahraga yang teratur

Dr. Melissa Hayden mengatakan bahwa fenomena baby brain pada ibu hamil cenderung ditunjukkan dengan penurunan kognitif ringan yang tidak perlu dikhawatirkan. Perubahan koginitif biasanya akan disadari sendiri oleh ibu hamil atau mungkin orang-orang terdekat. Namun, sebagian besar enggak akan menyadarinya. 

Wujud penyimpangan memori kecil misalnya, ditunjukkan dengan jadi pelupa, misalnya lupa janji kontrol rutin dokter.

"Konsekuensi yang lebih signifikan seperti penurunan kinerja pekerjaan atau gangguan kemampuan untuk menavigasi tugas-tugas kompleks persentasenya kecil," ucap Dr. Melissa kepada Medical News Today.