Menu

Puan Maharani Pilih ke Itaweon saat 40 Hari Tragedi Kanjuran, Langsung Dikritik Pedas Grup Musik Ini: 'Masa Kudu Gua Jadi DPR..'

11 November 2022 13:50 WIB

Puan Maharani (Instagram/@ketua_dprri)

HerStory, Jakarta —

Ketua DPR RI Puan Maharani kembali ramai dicibir oleh netter di jagat dunia maya. Ini lantaran keberangkatannya dengan sang ibu, Megawati, ke Itaewon Korea Selatan. Menyambangi tempat insiden 'Hallowen Berdarah' yang memakan nyawa hingga ratusan jiwa itu, Puan turut meletakkan karangan bunga di Memorial korban Tragedi Itaewon.

Memilih ke Itaewon bertepatan di peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Puan Maharani menuai kritikan pedas dari publik. Salah satunya datang dari grup musik kondang, The Panturas.

Hal tersebut diungkap The Panturas lewat cuitan di akun twitter miliknya.

"40 hari tragedi Kanjuruhan, Ketua DPR yang seharusnya berbicara paling lantang mewakili rakyat malah ke Itaewon," tulis akun @thepanturas seperti dikutip, Jumat (11/11/2022).

"'Bu Puan, besok 40 hari Kanjuruhan, kita tabur bunga saja ke Malang yuk. Kita seharian di Malang, ikut berdoa di stadion, terus habis makan siang ketemu Kapolda buat follow up kasusnya sudah sampai mana. Malamnya kita ngobrol ama supporter, bu. Ini bisa sedikit perbaiki citra Ibu'. Kan stafnya kudunya ada yang bisikin begitu ya," lanjut cuitan The Panturas.

Grup musik asal Jatinangor itu juga menyinggung kinerja wakil rakyat yang dianggap tak mewakili kepentingan publik karena seolah melupakan insiden yang lebih penting di negaranya sendiri.

"Masak kudu kami yang jadi anggota DPR?" kata akun The Panturas melanjutkan.

Sebagai pengingat, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan. 

Mengutip dari laman sindikasi Suara.com, usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.

Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.

Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.

Buntut insiden di Kanjuruhan saat itu, ratusan Aremania dinyatakan meninggal dunia. Sedang dari pihak kepolisian, dua anggota yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan ikut menjadi korban.

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha

Artikel Pilihan