Ilustrasi anak yang ketakutan. (Pinterest/Freepik)
Secara tak langsung, hal yang dijadikan sebagai objek untuk menakuti anak justru menjadi sebuah larangan bagi anak. Akibatnya anak takut dan sulit berkembang untuk menggali kreativitasnya melalui hal baru.
Anak juga akan kurang bahkan kehilangan percaya diri karena sesuatu yang dilarang, apalagi dengan alasan yang tak logis. Padahal anak perlu untuk menjelajahi sebagai upaya untuk mengembangkan potensi diri dan mengenal lebih banyak akan sesuatu hal.
Karena munculnya rasa trauma dan takut juga membuat anak menjadi kesulitan dalam berkonsentrasi. Anak akan lebih memikirkan rasa takutnya sampai mengganggu fokus dan belajarnya. Terlebih jika usia anak menginjak umur 9-12 tahun.
Mengingat orang yang membantunya untuk menangani ketakutan yang padahal dipicu oleh orang tua, membuat anak juga menjadikan orang tua sebagai tempat paling aman dan nyaman. Akibatnya, anak pun menjadi sulit untuk mandiri dan disiplin. Anak akan terus bergantung dan sulit untuk ditinggalkan oleh orang tuanya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.