Menu

Moms Wajib Tahu! Kenali 17 Bentuk KDRT Finansial yang Jarang Disadari, Dampaknya Bahaya!

02 September 2021 19:10 WIB
Moms Wajib Tahu! Kenali 17 Bentuk KDRT Finansial yang Jarang Disadari, Dampaknya Bahaya!

Ilustrasi Pasangan Suami-Isteri (Freepik/Wayhomestudio)

HerStory, Bogor —

Moms, pernahkah kamu mendengar istilah kekerasan finansial? Selain kekerasan fisik dan seksual, nyatanya dalam kehidupan rumah tangga sekalipun kita bisa saja mengalami kekerasan finansial atau KDRT finansial.

Menurut Psikolog, Ayoe Sutomo, kekerasan finansial ini masuk ke dalam bentuk kekerasan psikologis.

Adapun, ciri-ciri kekerasan ini adalah posesif mengontrol keuangan, jika ingin menggunakan uang harus melalui persetujuan, serta keuangan sangat di atur oleh pasangan.

Tak hanya itu, biasanya, pelaku kekerasan finansial menguasai keuangan korban, dan korban pun akan ditutup dari semua akses yang berhubungan dengan sumber uang, dan dibuat sedemikian rupa agar tergantung pada pelaku.

Dan parahnya, pelaku juga tak segan mengancam korban bahwa jika melawan, maka yang akan celaka bukan hanya dirinya, tapi juga anak-anak, keluarga, bahkan hewan peliharaan sekalipun!

Lalu, seperti apa bentuk kekerasan finansial dalam pernikahan itu?

Dikutip dari laman anakku.id, berikut adalah beberapa contoh kekerasan finansial tersebut:

  • Melarang bekerja atau justru memaksa bekerja tapi hanya di kantor yang ia pilihkan.
  • Meminta pasangan bekerja di perusahaan keluarga tapi tak digaji.
  • Tak melibatkan pasangan dalam pertimbangan keuangan keluarga.
  • Meminjam ke bank atau pemberi pinjaman lain atas nama pasangan, tapi tak menuntaskan cicilan.
  • Membuka akun bersama di bank, tapi bersikap seenaknya dengan uang di akun tersebut.
  • Memberi uang belanja tapi harus melaporkan semua pembelian, bahkan lengkap dengan struknya.
  • Tak terbuka tentang penghasilannya.
  • Meminta semua harta bersama dibuat akta/sertifikatnya atas nama dirinya (mobil, tanah, deposito, dan lain sebagainya).
  • Mengambil uang pasangan tanpa minta izin, tapi jika pasangan berbuat yang sama ia akan mengamuk.
  • Meminta semua password untuk akun maupun kartu kredit yang dimiliki pasangan.
  • Membeli barang mahal tanpa berdiskusi lebih dulu dengan pasangan.
  • Menyembunyikan atau menjual benda berharga yang dimiliki pasangan, tanpa izin.
  • Memaksa pasangan menjual benda berharga yang dimiliki.
  • Memeriksa isi ponsel pasangan karena merasa ia yang membelikan.
  • Merasa tak berkewajiban memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi kebutuhan pribadi pasangan (jika ia suami).
  • Mengontrol semua penghasilan pasangan dan hanya memberi uang saku terbatas (jika ia istri).
  • Menakut-nakuti dengan perceraian, tapi ia tak akan membagi harta sama sekali, bahkan tak akan membayar tunjangan untuk anak.

Nah Moms, meski yang terjadi misalnya hanya satu hal, tetap saja kondisi tersebut sudah dikategorikan sebagai kekerasan finansial dalam pernikahan.

Lantas, bagaimana cara mencegah kekerasan finansial?

Dikutip dari Very Well Mind, sangat penting agar wanita dapat mengidentifikasi kekerasan finansial sebelum meningkat dan peluang kerja mereka dilucuti.

Jika Moms mencurigai pasanganmu mengarah ke perlakuan kekerasan finansial, segeralah meminta bantuan profesional.

Kekerasan finansial bukanlah sesuatu yang dapat membaik seiring berjalannya waktu. Faktanya, ini sering kali justru semakim parah dan dapat menimbulkan jenis kekerasan lainnya.

Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!

Baca Juga: Bisa Memicu Insecure, Konon Katanya Istri yang Gajinya Lebih Tinggi Rawan Mendapatkan KDRT, Kok Bisa?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.