Menu

Perjuangan Konvensi ILO 190: Say No To Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja!

14 Oktober 2021 19:50 WIB
Perjuangan Konvensi ILO 190: Say No To Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja!

Para narasumber di sesi talkshow tentang Pekerja Muda Bicara; Stop Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja, Kamis (14/10/2021). (Riana/HerStory)

Perlu digarisbawahi, kata Nurul, konsisi psikologis temen-teman pekerja juga seringkali luput oleh perusahaan. Apalagi pas pandemi seperti ini, banyak juga teman-teman pekerja yang mengalami burn out, overwhelmed, itu bisa juga menyebabkan kondisi gangguan psikologis. Hanya saja, sayangnya masih sedikit perusahaan yang aware atau menyediakan lembaga pemulihan yang bisa bekerja sama, atau menyediakan layanan psikologis secara mandiri. Dan menurutnya, ini jadi isu penting karena pekerja juga butuh sehat fisik dan mental.

“Perusahaan kebanyakan kan enggak menyediakan buat pemulihan mental ya. Saya juga sebagai dokter, saat misalnya banyak pasien, gak jarang juga kena burn out, nah itu kan bisa sangat men-trigger, saya bisa kumat lagi. Tapi kebanyakan di tempat pekerjaan saya gak menyediakan buat fasilitas kesehatan mentalnya. Jadi itu harus diperhatikan memang,” tutur Nurul.

Bagi Nurul, sebagai seseorang yang punya disabilitas mental, ia mengaku lebih butuh ruang tenang. Ketika nanti dirinya mengalami burn out atau mengalami beban kerja berlebihan, dia ada tempat untuk menenangkan diri untuk beristirahat sejenak.

“Walaupun cuma istirahat 5 s.d 15 menit, Itu sangat berarti buat saya. Kedua, kami penyandang disabilitas mental juga butuh akomodasi yang layak, contohnya ketika kita harus menyerahkan pekerjaan yang tenggat waktu tapi di satu sisi kita sedang ‘kambuh’, nah itu perlu perhatian dari atasan untuk diberikan waktu ekstra untuk memberikan tugas saat deadline-nya. Termasuk juga nanti ada mekanisme jika ada kekerasan atau pelecehan di tempat kerja, itu juga penting,” tuntas Nurul.

Selain Nurul, beberapa pekerja wanita yang turut hadir menyuarakan soal isu kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi di tempat kerja lainnya adalah Sri Suhartini, Pengemudi Ojek Online Wanita; Anggita Raissa Amini, Pekerja Magang, Ullynara, Penyanyi, dan Agnes Indraswari, Content Creator.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: