Menu

Apa Itu Herd Immunity?

20 Mei 2020 20:45 WIB
Apa Itu Herd Immunity?

Wara berbelanja kebutuhan di salah satu Pasar Tradisional, Bandung, Jawa Barat (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

HerStory, Jakarta —

Herd Immunity atau kekebalan kelompok merupakan suatu teori yang muncul dari konsep hewan. Herd Immunity diartikan sebagai suatu upaya untuk mengurangi penyebaran dengan virus dengan cara membiarkan imunitas tubuh alami. Atau diartikan suatu kondisi di mana sebagian besar orang dalam suatu kelompok memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit atau infeksi virus tertentu, sehingga sebagian individu lainnya juga ikut terlindungi.

Istilah Herd Immunity muncul ditengah pandemi COVID-19 yang belum mereda di berbagai negara. Konsep ini didasarkan pada pandangan bahwa herd immunity akan terbentuk kalau mayoritas populasi, sekitar 70-80 persen menjadi kebal terhadap penyakit. Semakin banyak orang yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang tinggi, semakin sulit pula penyakit atau virus itu masuk ke dalam kelompok tersebut.

Bagaimana seseorang akan kebal terhadap virus?

Mengutip dari laman id.wikipedia.org, Rabu (20/5/2020), seseorang akan menjadi kebal setelah pulih dari infeksi sebelumnya atau melalui vaksinisasi. Tapi yang perlu diperhatikan, ada pula individu yang enggak menjadi kebal setelah pulih dari infeksi virus dengan catatan medis tertentu, seperti imunodefisiensi atau imunosupresi.

Pada 1977 silam, herd immunity juga pernah diterapkan dan berkontribusi pada pemberantasan variola atau cacar melalui vaksinisasi. Herd Immunity enggak berlaku untuk semua penyakit dan hanya untuk penyakit yang sifatnya menular dari satu orang ke orang lain.

Kata WHO ini berbahaya

World Health Organization (WHO) mengatakan kalau konsep dari herd immunity ini berbahaya. Enggak melakukan herd immunity saja, rumah sakit dan tenaga medis sudah kewalahan menangani banyak pasien. Bagaimana kalau konsep itu dijalani?

Seorang ahli epidemologi penyakit menular WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan belum diketahui secara pasti orang-orang yang telah terpapar virus apakah benar-benar akan menjadi kebal dan berapa lama kekebalan tersebut akan bertahan. 

"WHO sudah melihat beberapa hasil awal, beberapa studi pendahuluan hasil pra-praduksi, di mana beberapa orang akan mengembangkan respon kekebalan. Kami enggak tahu apakah itu bener-benar memberikan kekebalan, yang berarti mereka benar-benar terlindungi," ujar Maria Van Kerkhove seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

"Kami masih harus menempuh jalan panjang dengan virus ini karena vitus ini sangat mungkin dapat menginfeksi lebih banyak orang lagi," pungkasnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha